Download Teks Sambutan Menristekdikti Pada Upacara Hardiknas 2018
Wednesday, May 29, 2019
Add Comment
Pidato Sambutan Menristekdikti Hardiknas Tahun 2018_Di bawah ini yakni naskah Pidato Sambutan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) pada Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) 2 Mei 2018. Oh ya, bagi para Bapak/Ibu Guru yang akan jadi pembina upacara peringatan Hardiknas, silakan manfaatkan naskah pidato sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada peringatan Hardiknas 2018, silakan cek Teks Pidato Mendikbud pada HARDIKNAS 2018 (maaf, ini perlu Admin tuliskan di sini sebab pada jadwal amanat pembina upacara Hardiknas pernah ada yang membacakan sambutan Menristek Dikti pada upacara peringatan Hardiknas di sekolah jenjang SD, bahwasanya tidak problem juga sih, namun tampaknya jadi kurang sesuai). Adapun untuk file PDF yang berisi naskah sambutan Menristek Dikti pada upacara peringatan Hardiknas 2018 sanggup diunduh pada link di bawah ini.
Silakan Download Naskah Pidato Sambutan Menristek Dikti pada Upacara Peringatan Hardiknas 2018.
SAMBUTAN PADA PUNCAK PERINGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2018 (RABU, 2 MEI 2018)
Assalamu’alaikum wr. wb.
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua
Hadirin Peserta Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional Yang Berbahagia,
Alhamdulillah, marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, sebab berkat rahmat dan hidayah-Nya, kita memperoleh kesehatan, kekuatan, dan kesempatan sehingga sanggup menghadiri puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2018 pada hari ini, Rabu 2 Mei 2018, dalam suasana yang khidmat dan penuh rasa cinta pada Tanah Air, Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Hadirin sekalian yang berbahagia,
Bagi kita selaku pemangku kepentingan utama di bidang pendidikan, tanggal 2 Mei merupakan hari yang sangat penting, penuh dengan makna, inspirasi, dan motivasi dalam memajukan peradaban nasional kita melalui pengembangan sumber daya manusia.
Di dalam pengembangan sumber daya insan itu sendiri, pendidikan, terlebih pendidikan tinggi, memegang peranan kunci. Dengan tidak melupakan jenis pendidikan non-formal dan informal, peranan pendidikan tinggi sebagai terminal tamat dalam jenjang pendidikan formal semenjak sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas, amatlah strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Mengapa demikian? Karena di dalam pendidikan tinggi terdapat keharusan melaksanakan riset untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi demi kesejahteraan insan Indonesia dan dunia.
Dewasa ini, kita menyaksikan negara-negara di dunia semakin berupaya keras dalam memajukan pendidikan tingginya, tidak hanya dalam sistem pembelajaran, namun juga dalam lingkup riset,
teknologi, dan inovasi. Hal itu antara lain terlihat dari publikasi ilmiah internasional di mana setiap
negara mengandalkan perguruan tingginya masing-masing untuk melaksanakan riset dan mempublikasikannya di jurnal-jurnal ilmiah internasional bereputasi. Bagi mereka, keberadaan riset amat penting dalam menyokong kesejahteraan masyarakatnya.
Keharusan perguruan tinggi melaksanakan riset serta penemuan semakin penting dalam situasi sosial
yang penuh disrupsi di kala kini ini, terutama dengan dorongan Revolusi Industri 4.0. Di dalam bukunya, The Fourth Industrial Revolution, Klaus Schwab menerangkan wacana arus revolusi yang menggabungkan teknologi fisik, digital dan biologis yang berdampak pada semua disiplin ilmu. Internet of things, genetic editing, artificial intelligent, big data mining, kendaraan beroda empat swakendara, superkomputer, yakni bentuk-bentuk teknologi yang merevolusi cara kita menjalani kehidupan.
Revolusi ini, di satu sisi telah mengubah ciri dan cara usang dalam banyak aspek kehidupan, di antaranya dalam bidang pekerjaan dan atau profesi yang akan dimasuki oleh para lulusan dari perguruan tinggi. Di sisi lain, revolusi ini menjadi tantangan yang harus dijawab oleh pendidikan
tinggi. Pelaksanaan pembelajaran, termasuk di dalamnya riset-riset yang dilakukan insan perguruan tinggi harus bisa menjawab kondisi disruptif ini. Jika tidak, maka proses pendidikan tinggi kita tidak sanggup menyentuh kenyataan sosial yang sebenarnya.
Perguruan tinggi sebagai pelaksana amanah pendidikan tinggi harus lebih sensitif terhadap segala perubahan yang terjadi di masyarakat.
Perguruan tinggi haruslah peka terhadap tantangan yang dihadapi oleh masyarakat, sebab dengan kepekaan itulah perguruan tinggi sanggup secara cepat memberikan rekomendasi serta solusi untuk menjawab segala permasalahan.
Hadirin sekalian yang berbahagia,
Menghadapi revolusi industri 4.0, Kemenristekdikti sudah bergerak. Kami menggagas beberapa kebijakan untuk menjawab kebutuhan di kala ini. Salah satu kebijakan yang akan segera diimplementasikan yakni Program Pendidikan Jarak Jauh atau PJJ, di mana dalam waktu akrab Kemenristekdikti akan mengeluarkan permenristekdikti untuk mendukung pelaksanaan jadwal ini.
Adapun salah satu implementasi dari kebijakan mengenai PJJ nantinya yakni pembangunan universitas siber (Cyber University) yang dipersiapkan untuk pembelajaran daring.
Pendidikan tinggi ke depan akan memberikan banyak pilihan model pembelajaran, mulai dari face to face, online learning, hingga blended learning.
Kita tidak sanggup memungkiri bahwa ketika ini pendidikan memang sudah mengarah ke online learning, meski di sisi lain tak sedikit perguruan tinggi yang masih mengalami hambatan dalam infrastruktur.
Ke depan pengembangan PJJ diharapkan bisa meningkatkan jalan masuk masyarakat dalam menempuh jenjang pendidikan tinggi berkualitas secara signifikan.
Saat ini, angka partisipasi garang atau APK pendidikan tinggi gres 31,5%. Kenyataannya, kalau pembelajaran hanya diterapkan secara konvensional, peningkatan APK hanya berkisar di 0,5% per tahun. Namun dengan terobosan PJJ ini, diharapkan APK pendidikan tinggi bisa melesat mencapai 40% di tahun 2022-2023, asalkan PJJ sanggup diakses oleh lebih banyak orang dan secara efektif diterapkan.
Di sisi lain, hal yang tak kalah penting dalam menghadapi kala yang penuh dengan turbulensi ini yakni internasionalisasi pendidikan tinggi.
Globalisasi menjadi sesuatu yang mutlak terjadi. Artinya, peningkatan kualitas dan kompetensi sumber daya insan pun harus ditinggikan.
Para dosen, mahasiswa, maupun lulusan yang dicetak oleh perguruan tinggi dituntut untuk sanggup menyesuaikan diri dalam menghadapi segala bentuk perubahan.
Pengembangan jejaring akademik internasional juga diperkuat dengan cara melaksanakan kerja sama dengan akademisi kelas dunia untuk menghasilkan temuan-temuan baru.
Bapak dan Ibu sekalian yang saya hormati,
Riset yang bermuara pada penemuan menjadi daya ungkit perekonomian bangsa. Permasalahannya, perguruan tinggi yang seharusnya menjadi kawah candradimuka penelitian justru belum begitu
tampak hasilnya.
Dari sudut pandang sebagian masyarakat, pendidikan tinggi hanya dilihat sebagai sebuah jenjang untuk melanjutkan studi sehabis merampungkan dingklik sekolah menengah.
Hal tersebut menjadi tantangan yang kita hadapi bersama ketika ini, di mana pendidikan tinggi belum menjadi sebuah jadwal publik masyarakat.
Memang kalau mengacu pada Surat Edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
17445/MPK.A/TU/2018, tema peringatan Hardiknas tahun 2018 yakni ”Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan”.
Kendati demikian, Kemenristekdikti menurut tantangan yang tengah dihadapi pada era
disrupsi ini, secara khusus mengangkat sub tema Hardiknas tahun 2018 ”Membumikan Pendidikan Tinggi, Meninggikan Kualitas Sumber Daya Manusia". Bahkan, sebagai bantuan nyata, pada
momen Hardiknas tahun 2018 ini
Kemenristekdikti juga mendukung jadwal nasional dengan menyelenggarakan Sarasehan bertajuk ”Sumbangsih Pendidikan Tinggi untuk Wujudkan Citarum Harum” yang penyelenggaraannya dipusatkan di Kota Bandung pada tanggal 3 Mei ini.
Sarasehan ini akan menjadi wadah bagi para akademisi dengan pemangku kepentingan, serta komunitas untuk duduk bersama mencari solusi guna mengurai permasalahan yang terjadi di sepanjang DAS Citarum dari hulu hingga hilir.
Hadirin sekalian yang berbahagia,
Tema tersebut sanggup kita maknai bahwa pendidikan tinggi Indonesia harus bisa menjawab problem sosial yang berilmu balig cukup akal ini terus bertambah banyak, baik dalam jenisnya maupun substansinya.
Harapan ini sanggup diwujudkan oleh para mahir di bidangnya masing-masing, yang umumnya dihasilkan oleh perguruan tinggi.
Semakin banyak sumber daya insan yang berkualitas yang dihasilkan oleh perguruan tinggi,
Insya Allah, semakin banyak alternatif solusi yang sanggup diberikan untuk menjawab problem di
masyarakat.
Hal ini sesuai dengan misi Kemenristekdikti sendiri, yaitu meningkatkan akses, relevansi, dan
mutu pendidikan tinggi dalam menghasilkan sumber daya insan yang berkualitas.
Pemerintah senantiasa memperluas jalan masuk bagi lulusan sekolah menengah atas untuk memasuki pendidikan tinggi melalui pembukaan maupun peningkatan daya tampung di Perguruan Tinggi Negeri maupun PTS.
Untuk relevansi, pemerintah terus mendorong semoga pengelolaan jadwal studi diarahkan pada kebutuhan pasar. Sedangkan dalam rangka mewujudkan peningkatan mutu, Kemenristekdikti juga terus mendorong semoga Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta senantiasa mendongkrak mutu forum dan proses pembelajarannya. Tiga pilar ini, meliputi akses—relevansi—mutu, diharapkan untuk menghasilkan SDM yang berkualitas.
Upaya membumikan pendidikan tinggi ini juga selaras dengan asas-asas pendidikan tinggi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi, terutama dalam asas manfaat.
Pendidikan tinggi kita harus memberi kemanfaatan bagi lingkungan sekitarnya, di samping asas-asas
lainnya, menyerupai kebenaran ilmiah, kejujuran, keadilan, kebajikan, tanggung jawab,
kebhinekaan, dan keterjangkauan. Apalagi penyelenggaraan pendidikan tinggi kita mengandung tiga unsur kewajiban: pendidikan, penelitian, dan dedikasi masyarakat yang kemudian tertuang dalam Tri Dharma Pendidikan Tinggi.
Ketiga komponen tersebut harus membumi. Materi pembelajaran di ruang kelas, laboratorium, dan di ruang terbuka harus kontekstual dengan dunia nyata. Penelitianpenelitian yang dilakukan oleh dosen atau pun mahasiswa harus menjadi cuilan dari upaya merampungkan problem sosial. Sedangkan dimensi dedikasi kepada masyarakat menjadi media yang bersentuhan pribadi dengan ikhtiar membumikan pendidikan tinggi.
Dalam rangka memberikan arah dan corak yang lebih sistematis dan terukur pada ketiga kewajiban dasar pendidikan tinggi tersebut, kami telah menyediakan pola yang tertera dalam Permenristedikti Nomor 44 Tahun 2015 wacana Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Dengan adanya permenristekdikti ini, kami berkeinginan bahwa pendidikan tinggi bisa menghasilkan SDM yang berkualitas sekaligus membumi di Tanah Air Indonesia.
Hadirin sekalian yang berbahagia,
Jika setiap perguruan tinggi kita memperhatikan dengan sungguh-sungguh Permenristedikti Nomor 44 Tahun 2015 tersebut, pasti kita sanggup meninggikan kualitas SDM Indonesia. Hal ini sebab tidak mungkin bagi sebuah perguruan tinggi untuk sanggup menghasilkan SDM yang berkualitas, apabila penyelenggaraan pendidikannya tidak memenuhi standar, baik dalam standar yang terkait dengan pendidikan, penelitian, maupun dedikasi masyarakat.
Sebaliknya, perguruan tinggi yang telah memenuhi standar nasional pendidikan tinggi tersebut, sudah tentu bisa menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi begitu cepat, sebagaimana berlangsung pada kala disrupsi ini. Mereka mempunyai tenaga pendidik dan kependidikan yang memenuhi standar, melaksanakan riset-riset mutakhir yang terstandar, serta melaksanakan dedikasi masyarakat dengan standar tertentu sehingga perguruan tinggi akan terbiasa dengan banyak sekali tantangan.
Disamping Undang-Undang Dikti dan Permenristekdikti, kebijakan lain yang kami terapkan untuk membumikan pendidikan tinggi sekaligus meninggikan kualitas SDM Indonesia yakni membuka kerja sama dengan banyak sekali pihak dari luar negeri.
Kehadiran perguruan tinggi dan dosen kelas dunia dengan kualifikasi dan reputasi internasional, yang kita dorong untuk menjadi kawan kerja sama dengan perguruan tinggi dan dosen kita di sini, diharapkan menjadi pemicu dan pemacu peningkatan kualitas SDM pendidikan tinggi kita, di samping internasionalisasi perguruan tinggi dan dosen dalam negeri.
Demikian pula sketsa tunjangan beasiswa kepada para dosen untuk melanjutkan studi, baik di luar negeri maupun di dalam negeri, merupakan cuilan dari ikhtiar membumikan pendidikan tinggi sekaligus meninggikan kualitas SDM Indonesia. Kita berharap tenaga pendidik yang cakap bisa menumbuhkan iklim pembelajaran yang baik, hingga kesudahannya menghasilkan lulusan yang cakap pula.
Hadirin sekalian yang berbahagia,
Seperti di instituasi lainnya, upaya mewujudkan misi Kemenristekdikti ini memerlukan waktu yang panjang, kerja keras, dan konsistensi. Yang jelas, kiranya kita semua setuju bahwa bila semua
Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta memenuhi standar SNDikti, perguruan tinggi akan bisa menghasilkan lulusan yang bukan hanya menjadi pendukung (supporter) bagi suatu perubahan; melainkan juga sebagai motor penggagas (driver) untuk memfasilitasi perubahan masyarakat. Lebih dari itu, kalau memungkinkan pendidikan tinggi perlu memainkan kiprahnya sebagai pemungkin (enabler) bagi perubahan dan inovasi-inovasi sosial, sebagaimana dituntun dan dituntut dalam kala disruptif ini.
Untuk mewujudkan harapan tersebut, mari kita bergandengan tangan demi kejayaan Tanah Air dalam semangat Hari Pendidikan Nasional. Saya ucapkan selamat dan terima kasih untuk semua pendidik, tenaga kependidikan, akseptor didik, penggiat, dan pecinta dunia pendidikan di seluruh Ibu Pertiwi.
Semoga Allah SWT, Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang, meridhai usaha kita.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Mohamad Nasir
Arsip:
Sambutan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi ( Prof. Mohamad Nasir) pada Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2017
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semua,
Para akseptor upacara yang terhormat,
Hari ini, tanggal 2 Mei 2017, kita kembali memperingati Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS). Mari kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, sebab atas ijin dan karunia-Nya kita sanggup kembali berkumpul merayakan hari pendidikan nasional, di lapangan upacara Institut Teknologi Sepuluh Nopember di Surabaya ini.
Kepada para pejuang pendidikan, khususnya pendidikan tinggi di seluruh penjuru Tanah Air, saya memberikan apresiasi atas tugas aktif saudara-saudara, Bapak Ibu semua tak kenal lelah mendidik, memberi inspirasi, dan membangkitkan semangat putra-putri kita semoga menjadi insan yang berkarakter, berpengetahuan, mempunyai keterampilan dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitarnya, bangsa maupun Negara. Untuk semua itu, ijinkan saya atas nama pemerintah menghaturkan rasa terimakasih dan rasa hormat yang setinggi-tingginya .
Para akseptor upacara yang terhormat,
HARDIKNAS yang kita peringati hari ini tentu bukan hanya untuk mengenang usaha dan jasa besar Ki Hadjar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Indonesia, namun peringatan ini juga merupakan momentum dan sekaligus refleksi dari banyak sekali upaya yang telah dan sedang kita lakukan dalam melaksanakan banyak sekali jadwal untuk memajukan pendidikan, khususnya mutu pendidikan tinggi di Indonesia.
Tema yang telah dipilih dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional di lingkungan perguruan tinggi kali ini yakni “Peningkatan Relevansi Pendidikan Tinggi untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi“. Tema ini dipilih untuk menekankan kini ini tibalah saatnya perguruan tinggi dalam melaksanakan Tri Dharma Pendidikan Tinggi semoga lebih memperhatikan dampak dari acara nya terhadap pengembangan ekonomi, terutama ekonomi di daerahnya. Dengan kata lain, perguruan tinggi lebih sanggup memerankan dirinya sebagai agent of economic development disamping agent of education dan agent of research and development.
Para akseptor upacara yang terhormat,
Peningkatan relevansi pendidikan tinggi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sanggup dilakukan melalui beberapa cara. Pertama, dalam bidang pendidikan, perguruan tinggi harus bisa menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan industri. Perguruan tinggi telah usang mendapat kritikan dari dunia kerja dan industri bahwa lulusan perguruan tinggi tidak mempunyai ketrampilan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan industri. Dalam Undang Undang nomer 12 tahun 2012 wacana pendidikan tinggi, telah diamanatkan 3 jenis pendidikan tinggi untuk dilaksanakan di Indonesia yaitu: pendidikan tinggi akademik untuk berbagi ilmu pengetahuan, perguruan tinggi vokasi untuk berbagi ketrampilan, dan perguruan tinggi profesi untuk berbagi keahlian khusus. Sekarang ini hanya 6 persen perguruan tinggi kita yakni vokasi dalam bidang Science, Technology, Engineering dan Mathematic (STEM). Selain itu, tugas industri dalam melaksanakan pendidikan vokasi masih sangat minimal. Untuk lebih meningkatkan relevansi pendidikan tinggi dengan kebutuhan dunia kerja dan industri, ke depan jumlah perguruan tinggi vokasi harus ditingkatkan dan keterlibatan industri harus diintensifkan. Lulusan perguruan tinggi vokasi harus mempunyai akta kompetensi disamping ijazah.
Untuk itu Kementerian Ristekdikti telah mencanangkan jadwal revitalisasi pendidikan vokasi. Pada tahap awal ada 12 politeknik negeri dan 1 politeknik kesehatan yang mengikuti jadwal revitalisasi ini. Revitalisasi meliputi pembangunan kompetensi, restrukturisasi jadwal keahlian dan kurikulum sesuai kebutuhan industri, dan pembangunan infrastuktur fasilitasi industri untuk praktik kerja atau pemagangan bagi mahasiswa dan dosen. Tujuannya jelas, yaitu untuk berbagi pendidikan vokasi yang link and match dengan industri.
Dengan adanya revitalisasi pendidikan tinggi vokasi ini diharapkan politeknik sanggup menghasilkan tenaga kerja profesional dan sanggup mendukung 14 daerah ekonomi khusus (KEK) dan pusat-pusat pertumbuhan di seluruh Indonesia. Selain itu, dari pengembangan pendidikan vokasi ini juga diharapkan sanggup menjawab tantangan persaingan pada kala Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), terutama pada sektor kesehatan, pariwisata, jasa logistik, jasa online, jasa angkutan udara, produk berbasis agro, barang elektronik, perikanan, produk berbasis karet, tekstil dan pakaian, otomotif, dan produk berbasis kayu.
Kedua, dalam bidang penelitian, peningkatan relevansi pendidikan tinggi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sanggup dilakukan melalui hilirisasi penelitian di perguruan tinggi. Penelitian yang dilakukan perguruan tinggi dihentikan hanya berhenti sehabis bisa menghasilkan publikasi, prototype atau paten. Penelitian perguruan tinggi harus dilanjutkan hingga mencapai technology readiness level (TRL) 9 (sembilan) kemudian dikerjasamakan dengan industri semoga bias diproduksi dan dipasarkan secara masal. Untuk keperluan ini Kementerian Ristekdikti telah menginisiasi banyak sekali program. Diantaranya yakni pengembangan Pusat Unggulan Iptek (PUI), Science and Techno Park (STP), tunjangan hibah penciptaan Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi, pengembangan unit Transfer Teknologi dan Inkubasi Bisnis. Untuk sanggup melaksanakan hilirisasi hasil penelitian di perguruan tinggi, perguruan tinggi harus memutuskan kebijakan, strategi, dan jadwal program yang sanggup mendukung hilirisasi penelitian di perguruan tinggi.
Para akseptor upacara yang terhormat,
Dalam kurun waktu 2011 – 2016 telah ditetapkan 27 forum litbang sebagai PUI. Ke-27 PUI tersebut berasal dari kementerian, forum pemerintah non-kementerian (LPNK), perguruan tinggi, dan tubuh usaha. Masing-masing mempunyai tema unggulan yang spesifik dengan standar hasil yang tinggi. Sedangkan jumlah forum litbang yang telah dibina terus meningkat. Hingga awal tahun 2017 sudah mencapai 72 forum litbang, yang terdiri 23 LPNK, 19 kementerian, 1 tubuh usaha dan 24 dari perguruan tinggi. Jumlah ini tersebar di 18 provinsi di Indonesia.
Pencapaian PUI di banyak sekali bidang fokus ini sungguh membanggakan kita. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Direktorat Lembaga Litbang Kemenristekdikti, hingga tamat 2016 terdapat 253 permintaan menjadi pembicara dan pemakalah pada konferensi international, 291 publikasi dalam jurnal nasional terakreditasi, 149 publikasi dalam jurnal international. Prestasi lain, 33 lulusan S3 sesuai dengan fokus riset unggulan, dicapainya 40 paten yang granted maupun terdaftar, 196 kerja sama riset pada tingkat nasional dan international, terwujudnya 1.014 kerja sama nonriset pada basis keunggulan lembaga, dan 128 kontrak bisnis dengan pihak industri.
Kita juga akan terus berbagi STP, termasuk di universitas-universitas. STP, atau di Indonesia disebut dengan “Kawasan Sains dan Teknologi” (KST) ini merupakan suatu daerah atau tempat yang sanggup memfasilitasi kerjasama atau kerja sama riset, teknologi maupun inovasi, antara periset/inventor, universitas dan dunia usaha. Melalui inkubasi bisnis di STP diharapkan akan lahir pengusaha kecil dan menengah (UKM) atau para pengusaha-pengusaha pemula berbasis teknologi. Melalui mereka diharapkan gerak perekonomian di daerah-daerah itu sanggup tumbuh secara berkelanjutan.
Membangun dan berbagi STP ini merupakan amanah dari Nawacita ke-6 dan RPJMN 2015 2019. Pembangunan dan pengembangan STP ini sekaligus sebagai upaya pemerintah dalam mendorong hilirisasi hasil riset dan teknologi. Hingga tahun 2016 telah berhasil terlaksana sebesar 12 STP dari sasaran 22 STP yang mature pada tahun 2019 dan terdapat sisa 10 yang harus realisasikan hingga tahun 2019.
Ketiga, dalam bidang dedikasi kepada msyarakat, peningkatan relevansi pendidikan tinggi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sanggup dilakukan melalui kerjasama yang lebih intensif lagi antara perguruan tinggi dengan pemerintah daerah dan industri untuk merampungkan problem-problem riil yang dihadapi masyarakat sekitar perguruan tinggi, baik problem terkait produksi, distribusi maupun teknologi. Untuk bisa menarik kawan kerja pemerintah daerah dan industri dalam merampungkan problem-problem riil yang dihadapi, perguruan tinggi harus sanggup pertanda diri dahulu kalau bisa menyelesaiakan problem-problem riil tersebut. Untuk itu perguruan tinggi harus meningkatkan kemampuannya untuk merampungkan problem-problem simpel melalui kegiatan dedikasi masyarakat. Pimpinan perguruan tinggi harus bisa menciptakan kebijakan yang menghargai bahkan memberikan insentif yang cukup bagi dosen-dosen untuk melaksanakan kegiatan dedikasi masyarakat yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan industri.
Hadirin sekalian yang berbahagia,
Peningkatan relevansi pendidikan tinggi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi tidak mungkin dilakukan oleh perguruan tinggi itu sendiri, upaya tersebut membutuhkan kerjasama antar institusi pendidikan tinggi, institusi riset, banyak sekali unit pemerintahan lainnya, dunia kerja dan industri, serta pemangku kepentingan lainnya. Dalam kerangka tersebut, saya mengundang banyak sekali pihak untuk sanggup berkolaborasi, berpartisipasi dan berkontribusi dalam upaya menyebabkan perguruan tinggi sebagai institusi yang inovatif, kompetitif dan secara positif sanggup berkontribusi pada pembangunan ekonomi nasional.
Akhirnya, saya ucapkan selamat memperingati Hari Pendidikan Nasional kepada semua pimpinan perguruan tinggi, dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa, serta komunitas pendidikan tinggi di seluruh tanah air. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang meridhoi upaya kita ini.
Wabillahit taufiq walhidayah,
Wassalamualaikum warahmatullaahi wabarakatuh.
Menteri, Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Prof. Mohamad Nasir
Demikian Sambutan Menristekdikti pada Upacara Peringatan Hardiknas 2018. Semoga bermanfaat.
Silakan Download Naskah Pidato Sambutan Menristek Dikti pada Upacara Peringatan Hardiknas 2018.
SAMBUTAN PADA PUNCAK PERINGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2018 (RABU, 2 MEI 2018)
Assalamu’alaikum wr. wb.
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua
Hadirin Peserta Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional Yang Berbahagia,
Alhamdulillah, marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, sebab berkat rahmat dan hidayah-Nya, kita memperoleh kesehatan, kekuatan, dan kesempatan sehingga sanggup menghadiri puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2018 pada hari ini, Rabu 2 Mei 2018, dalam suasana yang khidmat dan penuh rasa cinta pada Tanah Air, Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Hadirin sekalian yang berbahagia,
Bagi kita selaku pemangku kepentingan utama di bidang pendidikan, tanggal 2 Mei merupakan hari yang sangat penting, penuh dengan makna, inspirasi, dan motivasi dalam memajukan peradaban nasional kita melalui pengembangan sumber daya manusia.
Di dalam pengembangan sumber daya insan itu sendiri, pendidikan, terlebih pendidikan tinggi, memegang peranan kunci. Dengan tidak melupakan jenis pendidikan non-formal dan informal, peranan pendidikan tinggi sebagai terminal tamat dalam jenjang pendidikan formal semenjak sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas, amatlah strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Mengapa demikian? Karena di dalam pendidikan tinggi terdapat keharusan melaksanakan riset untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi demi kesejahteraan insan Indonesia dan dunia.
Dewasa ini, kita menyaksikan negara-negara di dunia semakin berupaya keras dalam memajukan pendidikan tingginya, tidak hanya dalam sistem pembelajaran, namun juga dalam lingkup riset,
teknologi, dan inovasi. Hal itu antara lain terlihat dari publikasi ilmiah internasional di mana setiap
negara mengandalkan perguruan tingginya masing-masing untuk melaksanakan riset dan mempublikasikannya di jurnal-jurnal ilmiah internasional bereputasi. Bagi mereka, keberadaan riset amat penting dalam menyokong kesejahteraan masyarakatnya.
Keharusan perguruan tinggi melaksanakan riset serta penemuan semakin penting dalam situasi sosial
yang penuh disrupsi di kala kini ini, terutama dengan dorongan Revolusi Industri 4.0. Di dalam bukunya, The Fourth Industrial Revolution, Klaus Schwab menerangkan wacana arus revolusi yang menggabungkan teknologi fisik, digital dan biologis yang berdampak pada semua disiplin ilmu. Internet of things, genetic editing, artificial intelligent, big data mining, kendaraan beroda empat swakendara, superkomputer, yakni bentuk-bentuk teknologi yang merevolusi cara kita menjalani kehidupan.
Revolusi ini, di satu sisi telah mengubah ciri dan cara usang dalam banyak aspek kehidupan, di antaranya dalam bidang pekerjaan dan atau profesi yang akan dimasuki oleh para lulusan dari perguruan tinggi. Di sisi lain, revolusi ini menjadi tantangan yang harus dijawab oleh pendidikan
tinggi. Pelaksanaan pembelajaran, termasuk di dalamnya riset-riset yang dilakukan insan perguruan tinggi harus bisa menjawab kondisi disruptif ini. Jika tidak, maka proses pendidikan tinggi kita tidak sanggup menyentuh kenyataan sosial yang sebenarnya.
Perguruan tinggi sebagai pelaksana amanah pendidikan tinggi harus lebih sensitif terhadap segala perubahan yang terjadi di masyarakat.
Perguruan tinggi haruslah peka terhadap tantangan yang dihadapi oleh masyarakat, sebab dengan kepekaan itulah perguruan tinggi sanggup secara cepat memberikan rekomendasi serta solusi untuk menjawab segala permasalahan.
Hadirin sekalian yang berbahagia,
Menghadapi revolusi industri 4.0, Kemenristekdikti sudah bergerak. Kami menggagas beberapa kebijakan untuk menjawab kebutuhan di kala ini. Salah satu kebijakan yang akan segera diimplementasikan yakni Program Pendidikan Jarak Jauh atau PJJ, di mana dalam waktu akrab Kemenristekdikti akan mengeluarkan permenristekdikti untuk mendukung pelaksanaan jadwal ini.
Adapun salah satu implementasi dari kebijakan mengenai PJJ nantinya yakni pembangunan universitas siber (Cyber University) yang dipersiapkan untuk pembelajaran daring.
Pendidikan tinggi ke depan akan memberikan banyak pilihan model pembelajaran, mulai dari face to face, online learning, hingga blended learning.
Kita tidak sanggup memungkiri bahwa ketika ini pendidikan memang sudah mengarah ke online learning, meski di sisi lain tak sedikit perguruan tinggi yang masih mengalami hambatan dalam infrastruktur.
Ke depan pengembangan PJJ diharapkan bisa meningkatkan jalan masuk masyarakat dalam menempuh jenjang pendidikan tinggi berkualitas secara signifikan.
Saat ini, angka partisipasi garang atau APK pendidikan tinggi gres 31,5%. Kenyataannya, kalau pembelajaran hanya diterapkan secara konvensional, peningkatan APK hanya berkisar di 0,5% per tahun. Namun dengan terobosan PJJ ini, diharapkan APK pendidikan tinggi bisa melesat mencapai 40% di tahun 2022-2023, asalkan PJJ sanggup diakses oleh lebih banyak orang dan secara efektif diterapkan.
Di sisi lain, hal yang tak kalah penting dalam menghadapi kala yang penuh dengan turbulensi ini yakni internasionalisasi pendidikan tinggi.
Globalisasi menjadi sesuatu yang mutlak terjadi. Artinya, peningkatan kualitas dan kompetensi sumber daya insan pun harus ditinggikan.
Para dosen, mahasiswa, maupun lulusan yang dicetak oleh perguruan tinggi dituntut untuk sanggup menyesuaikan diri dalam menghadapi segala bentuk perubahan.
Pengembangan jejaring akademik internasional juga diperkuat dengan cara melaksanakan kerja sama dengan akademisi kelas dunia untuk menghasilkan temuan-temuan baru.
Bapak dan Ibu sekalian yang saya hormati,
Riset yang bermuara pada penemuan menjadi daya ungkit perekonomian bangsa. Permasalahannya, perguruan tinggi yang seharusnya menjadi kawah candradimuka penelitian justru belum begitu
tampak hasilnya.
Dari sudut pandang sebagian masyarakat, pendidikan tinggi hanya dilihat sebagai sebuah jenjang untuk melanjutkan studi sehabis merampungkan dingklik sekolah menengah.
Hal tersebut menjadi tantangan yang kita hadapi bersama ketika ini, di mana pendidikan tinggi belum menjadi sebuah jadwal publik masyarakat.
Memang kalau mengacu pada Surat Edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
17445/MPK.A/TU/2018, tema peringatan Hardiknas tahun 2018 yakni ”Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan”.
Kendati demikian, Kemenristekdikti menurut tantangan yang tengah dihadapi pada era
disrupsi ini, secara khusus mengangkat sub tema Hardiknas tahun 2018 ”Membumikan Pendidikan Tinggi, Meninggikan Kualitas Sumber Daya Manusia". Bahkan, sebagai bantuan nyata, pada
momen Hardiknas tahun 2018 ini
Kemenristekdikti juga mendukung jadwal nasional dengan menyelenggarakan Sarasehan bertajuk ”Sumbangsih Pendidikan Tinggi untuk Wujudkan Citarum Harum” yang penyelenggaraannya dipusatkan di Kota Bandung pada tanggal 3 Mei ini.
Sarasehan ini akan menjadi wadah bagi para akademisi dengan pemangku kepentingan, serta komunitas untuk duduk bersama mencari solusi guna mengurai permasalahan yang terjadi di sepanjang DAS Citarum dari hulu hingga hilir.
Hadirin sekalian yang berbahagia,
Tema tersebut sanggup kita maknai bahwa pendidikan tinggi Indonesia harus bisa menjawab problem sosial yang berilmu balig cukup akal ini terus bertambah banyak, baik dalam jenisnya maupun substansinya.
Harapan ini sanggup diwujudkan oleh para mahir di bidangnya masing-masing, yang umumnya dihasilkan oleh perguruan tinggi.
Semakin banyak sumber daya insan yang berkualitas yang dihasilkan oleh perguruan tinggi,
Insya Allah, semakin banyak alternatif solusi yang sanggup diberikan untuk menjawab problem di
masyarakat.
Hal ini sesuai dengan misi Kemenristekdikti sendiri, yaitu meningkatkan akses, relevansi, dan
mutu pendidikan tinggi dalam menghasilkan sumber daya insan yang berkualitas.
Pemerintah senantiasa memperluas jalan masuk bagi lulusan sekolah menengah atas untuk memasuki pendidikan tinggi melalui pembukaan maupun peningkatan daya tampung di Perguruan Tinggi Negeri maupun PTS.
Untuk relevansi, pemerintah terus mendorong semoga pengelolaan jadwal studi diarahkan pada kebutuhan pasar. Sedangkan dalam rangka mewujudkan peningkatan mutu, Kemenristekdikti juga terus mendorong semoga Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta senantiasa mendongkrak mutu forum dan proses pembelajarannya. Tiga pilar ini, meliputi akses—relevansi—mutu, diharapkan untuk menghasilkan SDM yang berkualitas.
Upaya membumikan pendidikan tinggi ini juga selaras dengan asas-asas pendidikan tinggi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi, terutama dalam asas manfaat.
Pendidikan tinggi kita harus memberi kemanfaatan bagi lingkungan sekitarnya, di samping asas-asas
lainnya, menyerupai kebenaran ilmiah, kejujuran, keadilan, kebajikan, tanggung jawab,
kebhinekaan, dan keterjangkauan. Apalagi penyelenggaraan pendidikan tinggi kita mengandung tiga unsur kewajiban: pendidikan, penelitian, dan dedikasi masyarakat yang kemudian tertuang dalam Tri Dharma Pendidikan Tinggi.
Ketiga komponen tersebut harus membumi. Materi pembelajaran di ruang kelas, laboratorium, dan di ruang terbuka harus kontekstual dengan dunia nyata. Penelitianpenelitian yang dilakukan oleh dosen atau pun mahasiswa harus menjadi cuilan dari upaya merampungkan problem sosial. Sedangkan dimensi dedikasi kepada masyarakat menjadi media yang bersentuhan pribadi dengan ikhtiar membumikan pendidikan tinggi.
Dalam rangka memberikan arah dan corak yang lebih sistematis dan terukur pada ketiga kewajiban dasar pendidikan tinggi tersebut, kami telah menyediakan pola yang tertera dalam Permenristedikti Nomor 44 Tahun 2015 wacana Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Dengan adanya permenristekdikti ini, kami berkeinginan bahwa pendidikan tinggi bisa menghasilkan SDM yang berkualitas sekaligus membumi di Tanah Air Indonesia.
Hadirin sekalian yang berbahagia,
Jika setiap perguruan tinggi kita memperhatikan dengan sungguh-sungguh Permenristedikti Nomor 44 Tahun 2015 tersebut, pasti kita sanggup meninggikan kualitas SDM Indonesia. Hal ini sebab tidak mungkin bagi sebuah perguruan tinggi untuk sanggup menghasilkan SDM yang berkualitas, apabila penyelenggaraan pendidikannya tidak memenuhi standar, baik dalam standar yang terkait dengan pendidikan, penelitian, maupun dedikasi masyarakat.
Sebaliknya, perguruan tinggi yang telah memenuhi standar nasional pendidikan tinggi tersebut, sudah tentu bisa menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi begitu cepat, sebagaimana berlangsung pada kala disrupsi ini. Mereka mempunyai tenaga pendidik dan kependidikan yang memenuhi standar, melaksanakan riset-riset mutakhir yang terstandar, serta melaksanakan dedikasi masyarakat dengan standar tertentu sehingga perguruan tinggi akan terbiasa dengan banyak sekali tantangan.
Disamping Undang-Undang Dikti dan Permenristekdikti, kebijakan lain yang kami terapkan untuk membumikan pendidikan tinggi sekaligus meninggikan kualitas SDM Indonesia yakni membuka kerja sama dengan banyak sekali pihak dari luar negeri.
Kehadiran perguruan tinggi dan dosen kelas dunia dengan kualifikasi dan reputasi internasional, yang kita dorong untuk menjadi kawan kerja sama dengan perguruan tinggi dan dosen kita di sini, diharapkan menjadi pemicu dan pemacu peningkatan kualitas SDM pendidikan tinggi kita, di samping internasionalisasi perguruan tinggi dan dosen dalam negeri.
Demikian pula sketsa tunjangan beasiswa kepada para dosen untuk melanjutkan studi, baik di luar negeri maupun di dalam negeri, merupakan cuilan dari ikhtiar membumikan pendidikan tinggi sekaligus meninggikan kualitas SDM Indonesia. Kita berharap tenaga pendidik yang cakap bisa menumbuhkan iklim pembelajaran yang baik, hingga kesudahannya menghasilkan lulusan yang cakap pula.
Hadirin sekalian yang berbahagia,
Seperti di instituasi lainnya, upaya mewujudkan misi Kemenristekdikti ini memerlukan waktu yang panjang, kerja keras, dan konsistensi. Yang jelas, kiranya kita semua setuju bahwa bila semua
Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta memenuhi standar SNDikti, perguruan tinggi akan bisa menghasilkan lulusan yang bukan hanya menjadi pendukung (supporter) bagi suatu perubahan; melainkan juga sebagai motor penggagas (driver) untuk memfasilitasi perubahan masyarakat. Lebih dari itu, kalau memungkinkan pendidikan tinggi perlu memainkan kiprahnya sebagai pemungkin (enabler) bagi perubahan dan inovasi-inovasi sosial, sebagaimana dituntun dan dituntut dalam kala disruptif ini.
Untuk mewujudkan harapan tersebut, mari kita bergandengan tangan demi kejayaan Tanah Air dalam semangat Hari Pendidikan Nasional. Saya ucapkan selamat dan terima kasih untuk semua pendidik, tenaga kependidikan, akseptor didik, penggiat, dan pecinta dunia pendidikan di seluruh Ibu Pertiwi.
Semoga Allah SWT, Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang, meridhai usaha kita.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Mohamad Nasir
Arsip:
Sambutan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi ( Prof. Mohamad Nasir) pada Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2017
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semua,
Para akseptor upacara yang terhormat,
Hari ini, tanggal 2 Mei 2017, kita kembali memperingati Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS). Mari kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, sebab atas ijin dan karunia-Nya kita sanggup kembali berkumpul merayakan hari pendidikan nasional, di lapangan upacara Institut Teknologi Sepuluh Nopember di Surabaya ini.
Kepada para pejuang pendidikan, khususnya pendidikan tinggi di seluruh penjuru Tanah Air, saya memberikan apresiasi atas tugas aktif saudara-saudara, Bapak Ibu semua tak kenal lelah mendidik, memberi inspirasi, dan membangkitkan semangat putra-putri kita semoga menjadi insan yang berkarakter, berpengetahuan, mempunyai keterampilan dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitarnya, bangsa maupun Negara. Untuk semua itu, ijinkan saya atas nama pemerintah menghaturkan rasa terimakasih dan rasa hormat yang setinggi-tingginya .
Para akseptor upacara yang terhormat,
HARDIKNAS yang kita peringati hari ini tentu bukan hanya untuk mengenang usaha dan jasa besar Ki Hadjar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Indonesia, namun peringatan ini juga merupakan momentum dan sekaligus refleksi dari banyak sekali upaya yang telah dan sedang kita lakukan dalam melaksanakan banyak sekali jadwal untuk memajukan pendidikan, khususnya mutu pendidikan tinggi di Indonesia.
Tema yang telah dipilih dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional di lingkungan perguruan tinggi kali ini yakni “Peningkatan Relevansi Pendidikan Tinggi untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi“. Tema ini dipilih untuk menekankan kini ini tibalah saatnya perguruan tinggi dalam melaksanakan Tri Dharma Pendidikan Tinggi semoga lebih memperhatikan dampak dari acara nya terhadap pengembangan ekonomi, terutama ekonomi di daerahnya. Dengan kata lain, perguruan tinggi lebih sanggup memerankan dirinya sebagai agent of economic development disamping agent of education dan agent of research and development.
Para akseptor upacara yang terhormat,
Peningkatan relevansi pendidikan tinggi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sanggup dilakukan melalui beberapa cara. Pertama, dalam bidang pendidikan, perguruan tinggi harus bisa menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan industri. Perguruan tinggi telah usang mendapat kritikan dari dunia kerja dan industri bahwa lulusan perguruan tinggi tidak mempunyai ketrampilan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan industri. Dalam Undang Undang nomer 12 tahun 2012 wacana pendidikan tinggi, telah diamanatkan 3 jenis pendidikan tinggi untuk dilaksanakan di Indonesia yaitu: pendidikan tinggi akademik untuk berbagi ilmu pengetahuan, perguruan tinggi vokasi untuk berbagi ketrampilan, dan perguruan tinggi profesi untuk berbagi keahlian khusus. Sekarang ini hanya 6 persen perguruan tinggi kita yakni vokasi dalam bidang Science, Technology, Engineering dan Mathematic (STEM). Selain itu, tugas industri dalam melaksanakan pendidikan vokasi masih sangat minimal. Untuk lebih meningkatkan relevansi pendidikan tinggi dengan kebutuhan dunia kerja dan industri, ke depan jumlah perguruan tinggi vokasi harus ditingkatkan dan keterlibatan industri harus diintensifkan. Lulusan perguruan tinggi vokasi harus mempunyai akta kompetensi disamping ijazah.
Untuk itu Kementerian Ristekdikti telah mencanangkan jadwal revitalisasi pendidikan vokasi. Pada tahap awal ada 12 politeknik negeri dan 1 politeknik kesehatan yang mengikuti jadwal revitalisasi ini. Revitalisasi meliputi pembangunan kompetensi, restrukturisasi jadwal keahlian dan kurikulum sesuai kebutuhan industri, dan pembangunan infrastuktur fasilitasi industri untuk praktik kerja atau pemagangan bagi mahasiswa dan dosen. Tujuannya jelas, yaitu untuk berbagi pendidikan vokasi yang link and match dengan industri.
Dengan adanya revitalisasi pendidikan tinggi vokasi ini diharapkan politeknik sanggup menghasilkan tenaga kerja profesional dan sanggup mendukung 14 daerah ekonomi khusus (KEK) dan pusat-pusat pertumbuhan di seluruh Indonesia. Selain itu, dari pengembangan pendidikan vokasi ini juga diharapkan sanggup menjawab tantangan persaingan pada kala Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), terutama pada sektor kesehatan, pariwisata, jasa logistik, jasa online, jasa angkutan udara, produk berbasis agro, barang elektronik, perikanan, produk berbasis karet, tekstil dan pakaian, otomotif, dan produk berbasis kayu.
Kedua, dalam bidang penelitian, peningkatan relevansi pendidikan tinggi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sanggup dilakukan melalui hilirisasi penelitian di perguruan tinggi. Penelitian yang dilakukan perguruan tinggi dihentikan hanya berhenti sehabis bisa menghasilkan publikasi, prototype atau paten. Penelitian perguruan tinggi harus dilanjutkan hingga mencapai technology readiness level (TRL) 9 (sembilan) kemudian dikerjasamakan dengan industri semoga bias diproduksi dan dipasarkan secara masal. Untuk keperluan ini Kementerian Ristekdikti telah menginisiasi banyak sekali program. Diantaranya yakni pengembangan Pusat Unggulan Iptek (PUI), Science and Techno Park (STP), tunjangan hibah penciptaan Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi, pengembangan unit Transfer Teknologi dan Inkubasi Bisnis. Untuk sanggup melaksanakan hilirisasi hasil penelitian di perguruan tinggi, perguruan tinggi harus memutuskan kebijakan, strategi, dan jadwal program yang sanggup mendukung hilirisasi penelitian di perguruan tinggi.
Para akseptor upacara yang terhormat,
Dalam kurun waktu 2011 – 2016 telah ditetapkan 27 forum litbang sebagai PUI. Ke-27 PUI tersebut berasal dari kementerian, forum pemerintah non-kementerian (LPNK), perguruan tinggi, dan tubuh usaha. Masing-masing mempunyai tema unggulan yang spesifik dengan standar hasil yang tinggi. Sedangkan jumlah forum litbang yang telah dibina terus meningkat. Hingga awal tahun 2017 sudah mencapai 72 forum litbang, yang terdiri 23 LPNK, 19 kementerian, 1 tubuh usaha dan 24 dari perguruan tinggi. Jumlah ini tersebar di 18 provinsi di Indonesia.
Pencapaian PUI di banyak sekali bidang fokus ini sungguh membanggakan kita. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Direktorat Lembaga Litbang Kemenristekdikti, hingga tamat 2016 terdapat 253 permintaan menjadi pembicara dan pemakalah pada konferensi international, 291 publikasi dalam jurnal nasional terakreditasi, 149 publikasi dalam jurnal international. Prestasi lain, 33 lulusan S3 sesuai dengan fokus riset unggulan, dicapainya 40 paten yang granted maupun terdaftar, 196 kerja sama riset pada tingkat nasional dan international, terwujudnya 1.014 kerja sama nonriset pada basis keunggulan lembaga, dan 128 kontrak bisnis dengan pihak industri.
Kita juga akan terus berbagi STP, termasuk di universitas-universitas. STP, atau di Indonesia disebut dengan “Kawasan Sains dan Teknologi” (KST) ini merupakan suatu daerah atau tempat yang sanggup memfasilitasi kerjasama atau kerja sama riset, teknologi maupun inovasi, antara periset/inventor, universitas dan dunia usaha. Melalui inkubasi bisnis di STP diharapkan akan lahir pengusaha kecil dan menengah (UKM) atau para pengusaha-pengusaha pemula berbasis teknologi. Melalui mereka diharapkan gerak perekonomian di daerah-daerah itu sanggup tumbuh secara berkelanjutan.
Membangun dan berbagi STP ini merupakan amanah dari Nawacita ke-6 dan RPJMN 2015 2019. Pembangunan dan pengembangan STP ini sekaligus sebagai upaya pemerintah dalam mendorong hilirisasi hasil riset dan teknologi. Hingga tahun 2016 telah berhasil terlaksana sebesar 12 STP dari sasaran 22 STP yang mature pada tahun 2019 dan terdapat sisa 10 yang harus realisasikan hingga tahun 2019.
Ketiga, dalam bidang dedikasi kepada msyarakat, peningkatan relevansi pendidikan tinggi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sanggup dilakukan melalui kerjasama yang lebih intensif lagi antara perguruan tinggi dengan pemerintah daerah dan industri untuk merampungkan problem-problem riil yang dihadapi masyarakat sekitar perguruan tinggi, baik problem terkait produksi, distribusi maupun teknologi. Untuk bisa menarik kawan kerja pemerintah daerah dan industri dalam merampungkan problem-problem riil yang dihadapi, perguruan tinggi harus sanggup pertanda diri dahulu kalau bisa menyelesaiakan problem-problem riil tersebut. Untuk itu perguruan tinggi harus meningkatkan kemampuannya untuk merampungkan problem-problem simpel melalui kegiatan dedikasi masyarakat. Pimpinan perguruan tinggi harus bisa menciptakan kebijakan yang menghargai bahkan memberikan insentif yang cukup bagi dosen-dosen untuk melaksanakan kegiatan dedikasi masyarakat yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan industri.
Hadirin sekalian yang berbahagia,
Peningkatan relevansi pendidikan tinggi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi tidak mungkin dilakukan oleh perguruan tinggi itu sendiri, upaya tersebut membutuhkan kerjasama antar institusi pendidikan tinggi, institusi riset, banyak sekali unit pemerintahan lainnya, dunia kerja dan industri, serta pemangku kepentingan lainnya. Dalam kerangka tersebut, saya mengundang banyak sekali pihak untuk sanggup berkolaborasi, berpartisipasi dan berkontribusi dalam upaya menyebabkan perguruan tinggi sebagai institusi yang inovatif, kompetitif dan secara positif sanggup berkontribusi pada pembangunan ekonomi nasional.
Akhirnya, saya ucapkan selamat memperingati Hari Pendidikan Nasional kepada semua pimpinan perguruan tinggi, dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa, serta komunitas pendidikan tinggi di seluruh tanah air. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang meridhoi upaya kita ini.
Wabillahit taufiq walhidayah,
Wassalamualaikum warahmatullaahi wabarakatuh.
Menteri, Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Prof. Mohamad Nasir
Demikian Sambutan Menristekdikti pada Upacara Peringatan Hardiknas 2018. Semoga bermanfaat.
0 Response to "Download Teks Sambutan Menristekdikti Pada Upacara Hardiknas 2018"
Post a Comment