Kemdikbud Libatkan Semua Pihak Dalam Penerapan Pendidikan Karakter

Mendikbud: Rumusan Pendidikan Karakter Belum Pada Tahap Kebijakan FDS


 Rumusan Pendidikan Karakter Belum Pada Tahap Kebijakan FDS Kemdikbud Libatkan Semua Pihak Dalam Penerapan Pendidikan Karakter
Pict by: Pixabay
<




Mendikbud Muhadjir Effendy pada Rabu kemarin memaparkan, penerapan pendidikan karakter di sekolah masih dalam tahap perumusan dan belum hingga pada tahap pengambilan keputusan kebijakan Full Day School (FDS) ibarat gosip yang santer berhembus di tengah masyarakat dalam beberapa hari terakhir ini. Beliau menguraikan, perumusan konsep implementasi pendidikan karakter tersebut akan merangkul berbagai pihak biar nantinya kebijakan yang akan diambil benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan visi pendidikan yang tercantum dalam Nawacita.

"Implementasi pendidikan karakter di sekolah, sementara ini masih pada tahap perumusan dan belum hingga pada tahap pengambilan keputusan kebijakan Full Day School  (FDS) ibarat gosip yang santer mengalir di tengah masyarakat," katanya di laman kemdikbud.go.id, Rabu (10/8).

Pada ketika kini ini, Kemdikbud sedang berupaya menciptakan rumusan perihal pendidikan abjad tersebut dengan lebih nyata, walau belum mengerucut pada Full Day School. Dan tentunya untuk merumuskan kebijakan itu, Kemdikbud akan menggandeng banyak sekali pihak. Ini untuk menerjemahkan‎ visi Presiden di bidang pendidikan ibarat yang telah tercantum dalam Nawacita.

Muhadjir menyampaikan, gosip Full Day School‎ (FDS) ini mengemuka disebabkan beberapa waktu kemudian ada semacam wacana ihwal penambahan waktu di luar kelas untuk menunjang pendidikan karakter. Akan tetapi, lantaran metode dan pendekatan yang dibahas itu dianggap ibarat konsep Full Day School (FDS), maka jadi ada istilah itu

“Padahal kami (Kemdikbud) belum hingga pada kesimpulan itu (Full Day School),” terang mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu.

Beliau kembali mengatakan, Nawacita mengamanatkan pada semua pelaku pendidikan ihwal betapa pentingnya pendidikan karakter pada level pendidikan dasar. Untuk jenjang SD, porsi pendidikan karakter harus mencapai angka minimal 80 persen, sedangkan 20 persen sisanya berbentuk pengetahuan.

Berbeda dengan jenjang SMP, porsi pendidikan karakter sebesar minimal 60 persen dan sebesar 40 persen sisanya untuk pengetahuan.

“Nah, lantas bagaimana caranya hal itu biar bisa diimplementasikan menjadi riil kurikulum? Kemudian kami berdiskusi dan bertukar pikiran serta setuju memandang bahwa diharapkan waktu yang cukup, namun tidak dilakukan di dalam kelas atau ruangan, atau bisa disebut juga dengan istilah ko-kurikuler,” terang Muhadjir.

Muhadjir menuturkan, pendidikan karakter bahwasanya secara lebih banyak didominasi bisa diimplementasikan dalam bentuk tindakan, yaitu acara sehari-hari dan keteladanan.

Hal lainnya, tiap kawasan juga harus bisa menggali kearifan lokal dan kekayaan lokalnya, termasuk di dalamnya yakni pendekatan budaya. Karena itulah maka Kemendikbud memandang perlunya penambahan waktu di luar kelas. Konsepnya terang akan bervariasi, tergantung kearifan lokal yang ada pada tiap daerah.

“Perlakuan untuk SD dan Sekolah Menengah Pertama terang harus dibedakan," tegas Muhadjir. Pendidikan abjad tidak hanya akan diberlakukan di dalam kelas saja, akan tetapi juga akan diimplementasikan pula di luar kelas, atau istilahnya biasa disebut dengan ko-kurikuler, pungkas Muhadjir.

<

0 Response to "Kemdikbud Libatkan Semua Pihak Dalam Penerapan Pendidikan Karakter"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel