Peristiwa Hujan Asam, Penyebab, Proses, dan Dampaknya Bagi Kehidupan
Hujan Asam, Penyebab, Proses, dan Dampaknya Bagi Kehidupan
Amongguru.com. Hujan asam adalah segala jenis hujan yang mengandung asam dengan derajat keasaam (pH) di bawah 5,6.
Istilah hujan asam pertama kali dicetuskan oleh Robert Angus Smith pada tahun 1872. Smith menemukan hujan asam di kota Manchester, Inggris, yang menjadi kota penting dalam Revolusi Industri.
Robert Angus Smith menemukan hubungan antara hujan asam dengan pencemaran udara 20 tahun sebelumnya, yaitu pada tahun 1852.
Smith mengamati bahwa hujan asam dapat mengarah pada kehancuran alam dan kehidupan manusia.
Baca juga : Pemanasan Global, Penyebab, dan Dampaknya Terhadap Kehidupan di Bumi.
Smith kemudian menjelaskan fenomena hujan asam pada bukunya yang berjudul “Air and Rain: The Beginnings of Chemical Technology“.
Gejala Hujan Asam
Hujan asam tidak hanya turun sebagai butiran air saja, akan tetapi dapat berupa salju maupun kabut.
Istilah hujan asam juga digunakan sebagai istilah umum untuk mendeskripsikan semua material asam, baik kering maupun basah yang jatuh dari atmosfer. Dengan demikian dikenal adanya deposisi basah dan deposisi kering.
Hujan asam yang turun dalam bentuk hujan, salju, maupun kabut disebut deposisi basah. Deposisi basah ini biasanya terjadi jauh dari sumber pencemar.
Hujan asam yang turun dalam bentuk gas, debu, dan partikel padat lainnya yang menyebabkan kondisi asam disebut deposisi kering. Deposisi kering biasanya terjadi di dekat sumber pencemar.
Berikut ini beberapa gejala hujan asam yang dapat diamati.
1. pH berada di bawah normal, yaitu 5,7
2. Kadar asam nitrat dan sulfat meningkat di udara
3. Terjadi peningkatan emisi sulfur dioksida dan nitrogen oksida
4. Berefek pada kesehatan tubuh, antara lain iritasi kulit dan sakit kepala.
Hujan asam terjadi karena air hujan bereaksi dengan beberapa bahan pencemar yang bersifat asam.
Berikut ini adalah beberapa gas dapat yang mengakibatkan terjadinya hujan asam.
1. Sulfur dan Nitrogen
Sulfur dan nitrogen dapat dihasilkan dari kegiatan industri, pembangkit listrik, dan kendaraan bermotor.
Sulfur dioksida menjadi salah satu penyebab hujan asam. Senyawa tersebut dihasilkan dari berbagai proses pembakaran seperti industri yang menghasilkan minyak mentah, pabrik kelapa sawit dan industri logam.
Baca juga : Efek Rumah Kaca, Pengertian, Contoh, dan Dampaknya Terhadap Bumi.
Selain itu, sumber sulfur oksida juga diperoleh dari meletusnya gunung berapi dan kendaraan bermotor.
Nitrogen dioksida juga merupakan senyawa penyebab terjadinya hujan asam. Senyawa tersebut dihasilkan dari berbagai proses seperti pembakaran dengan suhu tinggi, contohnya adalah pada industri pupuk kimia dan obat.
Hidrogen sulfida dan sulfur dioksida apabila bertemu dengan air akan membentuk asam sulfat yang tergolong dalam kelompok asam kuat.
Reaksi kimia terbentuknya hujan asam tersebut adalah sebagai berikut.
S(s) + O2 (g) → SO2(g)
2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g)
SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq)
2. Karbon monoksida dan karbondioksida
Karbonmonoksida dan karbondioksida berasal dari polusi kendaraan bermotor dan proses pembakaran.
Senyawa tersebut apabila bertemu dengan air dapat membentuk asam karbonat dan termasuk dalam kelompok asam lemah.
Pada umumnya air hujan telah mengandung asam yang disebabkan adanya kandungan CO2, akan tetapi pH nya masih berkisar 6.
Sedangkan, pada daerah dengan pencemaran udara yang begitu parah tingkat keasamannya tinggi sehingga pH nya semakin rendah.
3. Uap air (H2O)
Uap air juga merupakan elemen yang berperan dalam proses terjadinya hujan asam. Uap air terbentuk dari penguapan sumber-sumber air yang ada di Bumi ketika sedang dipanasi oleh sinar matahari.
Proses terjadinya hujan asam berlangsung seperti pada siklus hujan pada umumnya, melalui tahap evaporasi (penguapan), kondensasi (pembentukan awan), dan presipitasi (turunnya air hujan).
Akan tetapi, uap air yang naik ke udara telah bereaksi dengan bahan pencemar, yaitu gas NOx dan SO2 sehingga membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4).
Berikut ini tahapan proses terjadinya hujan asam.
- Aktivitas alam dan aktivitas manusia di Bumi menimbulkan berbagai gas penyebab hujan asam seperti karbondioksida, karbonmonoksida, sulfur dioksida, dan hidrogen sulfur.
- Sumber-sumber air di Bumi mengalami penguapan karena pemanasan sinar matahai dan menghasilkan uap air yang banyak.
- Uap air akan bertemu dengan gas-gas penyebab hujan asam. Uap air bertdemu dengan karbondioksida dan karbon monoksida, sehingga menghasilkan asam yang bersifat lemah. Hidrogen oksida dan sulfur dioksida ketika bertemu dengan uap air akan menghasilkan asam yang bersifat kuat.
- Uap air yang bergabung dengan gas-gas penyebab hujan asam tersebut kemudian terbawa oleh angin menuju tempat yang jauh dari sumbernya dan semakin ke atas.
- Ketika sudah sampai di atas, gas yag bercampur dengan uap air tersebut akan mengalami kejenuhan, sehingga menjatuhkan kandungan airnya sebagai titik-titik air yang menjadi hujan. Hujan inilah yang disebut sebagai hujan asam.
Hujan asam juga memiliki dampak yang sangat besar terhadap lingkungan di sekitar kita baik lingkungan darat, perairan maupun laut.
Berikut ini adalah beberapa dampak hujan asam bagi lingkungan:
1. Terganggunya ekosistem laut
Laut merupakan muara dari aliran sungai dan air hujan yang turun membasahi Bumi juga bermuara di laut.
Apabila air hujan banyak mengandung asam dapat menyebabkan terganggunya ekosistem di laut.
Hujan yang mengandung asam dapat mengubah pH air, sehingga ikan yang tidak dapat beradaptasi seiring perubahan pH tersebut akan mati.
Jika kondisi ini berlangsung lama maka dapat memicu kepunahan. Selain itu, adanya hujan asam dapat menyebabkan rantai makanan di laut terganggu.
2. Terhambatnya pertumbuhan akar
Kandungan asam dalam air hujan dapat masuk ke dalam tanah dan menyebabkan sulitnya perkembangan akar dan pertumbuhan tanaman menjadi terganggu.
Selain itu, hal tersebut juga menyebabkan tanaman cepat tumbang karena sistem perakaran yang tidak kuat.
3. Terjadinya dan menurunnya kesuburan tanah
Kandungan asam yang tinggi akibat hujam asam akan menyebabkan hilangnya mineral dan berbagai senyawa kimia yang ada di dalamnya. Hal ini berakibat pada terjadinya erosi dan menurunkan kesuburan tanah.
Hujan asam juga berakibat tanah menjadi tandus dan mematikan beragam mikroorganisme di dalam tanah sehingga tanah menjadi kurang subur.
4. Terganggunya kesehatan
Hujan asam dapat memicu timbulnya penyakit, khususnya pada sistem pernafasan. Bau yang muncul dapat mengganggu pernafasan anda terutama bagi mereka penderita asma. \
Selain itu, hujan asam juga berpengaruh terhadap kesehatan kulit, yaitu menyebabkan munculnya iritasi kulit.
5. Menyebabkan korosif pada logam
Kandungan asam yang tinggi pada hujan asam dapat menyebabkan beberapa jenis logam besi terkena korosif sehingga besi menjadi berkarat.
6. Musnahnya hewan darat
Kondisi asam yang tinggi dapat menyebabkan musnahnya beberapa hewan darat hewan darat.
Hewan darat yang tidak tahan dengan kondisi asam yang tinggi, tidak mampu lagi beradaptasi dengan lingkungannya sehingga akan mati.
7. Meningkatnya kandungan logam di air
Logam berat sangat berbahaya dan dapat mencemari lingkungan air. Hal ini dikarenakan logam berat bersifat toksik dan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem di perairan.
Demikian ulasan mengenai peristiwa hujan asam, penyebab, proses, dan dampaknya bagi kehidupan. Semoga bermanfaat.
0 Response to "Peristiwa Hujan Asam, Penyebab, Proses, dan Dampaknya Bagi Kehidupan"
Post a Comment