Pengertian Manusia, Fungsi, Ciri-Ciri Insan Dan Tujuan Hidup Manusia

Sebagai seorang manusia, kita sudah sepantasnya memahami apa itu arti insan yang sesungguhnya. Akan tetapi, kenyataannya masih banyak sekali orang yang tidak memahami makna dan arti kata manusia.

 kita sudah sepantasnya memahami apa itu arti insan yang sesungguhnya Pengertian Manusia, Fungsi, Ciri-ciri Manusia dan Tujuan Hidup Manusia
Pengertian Manusia, Fungsi, Ciri-ciri Manusia dan Tujuan Hidup Manusia
Nah, untuk membantu mempelajari makna dan arti kata insan yang sebenarnya, kita sanggup memakai beberapa pendapat para andal mengenai defenisi kata insan berikut ini :

Beberapa Pengertian Manusia berdasarkan Para Ahli

Paula J. C. & Janet W. K.
Menurut Paula J. C. & Janet W. K. Manusia merupakan makhluk yang terbuka, bebas menentukan makna di dalam setiap situasi, mengemban tanggung jawab atas setiap keputusan, yang hidup secara berkelanjutan, serta turut menyusun pola kekerabatan antar sesama dan unggul multidimensional dengan banyak sekali kemungkinan.

Omar Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany
Menurut Omar Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany, pengertian insan ialah makhluk yang mulia. Masuia merupakan makhluk yang bisa berpikir, dan menusia merupakan makhluk 3 dimensi (yang terdiri dari badan, ruh, dan kemampuan berpikir / akal). Manusia di dalam proses tumbuh kembangnya dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan.

Kees Bertens
Menurut Kees Bertens, insan ialah setiap makhluk yang terdiri dari dua unsur yang satuannya tidak sanggup dinyatakan dalam bentuk apapun.

Upanisads
Menurut Upanisads, insan merupakan sebuah kombinasi dari beberapa unsur kehidupan menyerupai roh (atman), pikiran, jiwa, dan prana (tubuh / fisik).

Nicolaus D. & A. Sudiarja
Menurut Nicolaus D. & A. Sudiarja, insan ialah bhineka, akan tetapi tunggal. Manusia disebut bhineka lantaran ia mempunyai jasmai dan rohani, sedangkan disebut tunggal lantaran hanya berupa satu benda / barang saja.

Abineno J. I
Menurut Abineno J. I, insan ialah “tubuh yang dilengkapi dengan jiwa / berjiwa” dan bukan “jia abadi yang berada atau pun yang terbungkus di dalam sebuah tubuh / tubuh yang fana / tidak nyata”.

Sokrates
Menurut Sokrates, pengertian insan ialah makhluk hidup yang mempunyai dua kaki, yang tidak berbulu, dan mempunyai kuku datar berukuran lebar.

I Wayan Watra
Menurut I Wayan Warta, manuisa merupakan makhluk yang dinamis yang menganut trias dinamika yaitu cipta, karsa, dan rasa.

Erbe Sentanu
Menurut Erbe Sentanu, insan merupakan makhluk sebaik – baiknya yang diciptakan oleh Tuhan. Bahkan, sanggup dikatakan insan merupakan ciptaan Tuhan yang paling tepat kalau dibandingkan dengan makhluk citaannya yang lain.

Agung. P. P.
Menurut Agung P. P., Manusia sanggup diartikan sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, yang tersusun atas kesatuan fisik, ruh / jiwa, dan kebijaksanaan pikiran yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan lingkungannya.

Fungsi Manusia

Allah membuat insan bukanlah kerena kebetulan semata, yang hanya hidup dan mati tanpa tanggung jawab sebagai mana pandangan kebendaatan di atas.

Manusia diciptakan oleh allah mempunyai fungsi ganda, yaitu :

Pertama, Sebagai Kholiah Allah
Kholifah berarti pengganti, penguasa, pengelola, dan pemakmur. Selaku kholifah insan mempunyai tanggung jawab untuk mengelola bumi ini. Sebagai ladang untuk untuk menanam bekal untuk kehidupan di akherat nanti. Dan salah stau syarat mutlak biar insan bisa mengelola bumi ini dengan baik ialah dengan ilmu pengetahuan yang diperolh dari proses berguru secara terus-menerus.

Kedua, Sebagai Hamba Allah
Selaku hamba Allah, secara otomatis insan haruslah tunduk dan  patuh dengan perintah-Nya. Selain itu dalam meminta pertolonganpun haruslah kepada Allha bukan pada sesame mahluk Allah, lantaran itu merupakan perbuatan syirik dan tak bisa diampuni dosanya oleh Allah.

Tujuan Hidup Manusia

Hidup berdasarkan konsep islam bukan hanya kehidupan duniawi semata, tetapi berkelanjutan hingga pada kehidupan ukhrowi (alam akherta).  Dan apa yang kita lakukan selama di dunia, maka itulah yang akan kita petik di akherat nanti.

Hidup di dunia ini merupakan terminal dari perjalanan kehidupan insan yang panjang, mulai dari alam arwah, alam arham, alam dunia, alam barzakh dan berakhir di alam akherat. Dan untuk bisa berakhir dengan happy ending salah satunya ialah dengan mendapat ridho dari Allah SWT. Dan inilah yang menjadi tujuan hidup insan yaitu mencari ridho Allah SWT. yang direalisasikan dalam bentuk usaha menjalankan kiprah dan fungsi gandanya tersebut.

Persamaan dan perbedaan insan dengan makluk lain

Manusia tidak berbeda dengan binatang dalam kaitan dengan fugsi tubuh dan fisiologisnya. Fungsi kebinatangan di temukan oleh naluri, pola-pola tingkah laris yang khas, yang pada gilirannya ditentukan oleh struktur susunan syaraf bawaan. Semakin tinggi tingkat perkembangan binatang, semakin fleksibel pola tindakannya. Pada primata (bangsa monyet) yang lebih tinggi sanggup di temukan intelegensi, yaitu penggunaan pikiran guna mencapai tujuan yang diinginkan, sehinnag memungkinkan binatang melampaui pola kelakuan yang telah di gariskan secara naluri. Namun setinggi-tingginya perkembangan binatang, elemen-elemen dasar ekstensinya yang tertentu masih tetap sama.

Manusia pada hakikatnya sama saja dengan makhluk hidup lainnya, yaitu mempunyai hasrat dan tujuan. Ia berjuang untuk meraih tujuannya dengan di dukung oleh pengetahuan dan kesadaran. Perbedaan di antara keduanya terletak pada dimensi pengtahuan, kesadaran, dan tingkat tujuan. Di sinilah letak kelebihan dan keunggulan yang di banding dengan makhluk lain.

Manusia sebagai salah satu makhluk yang hidup di muka bumi merupakan makhluk yang mempunyai huruf yang paling unik. Manusia secara fisik tidak begitu berbeda dengan binatang, sehingga para pemikir menyamakan dengan binatang. Letak perbedaan yang paling utama antara insan dengan makhluk yang lain ialah dalam kemampuannya melahirkan kebudayaan. Kebudayaan hanya insan saja yang memilikinya, sedangkan binatang hanya mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang bersifat instinctif.

Di banding makhluk lainnya, insan mempunyai kelebihan. Kelebihan itu membedakan insan dengan makhluk lainnya. Kelebihan menusia ialah kemampuan untuk bergerak di darat, di bahari maupun di udara. Sedan binatang hanya bisa bergerak di ruang yang terbatas. Walaupun ada binatang yang sanggup hidup di darat dan di air, namun tetap saja mempunyai kterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia. Mengenai kelebihan insan atau makhluk lain di i surat al-Isra ayat 70.

Di samping itu insan mempunyai kebijaksanaan dan hati sehingga sanggup memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa al-Quran. Dengan ilmu insan bisa berbudaya. Allah membuat insan dalam keadaan sebaik-baiknya. Oleh lantaran itu ilmunya insan di lebihkan dari makhluk lainnya.

Manusian mempunyai huruf yang khas, bahkan di bandingkan makhluk lain yang paling menyerupai sekalipun. Kekhasan inilah yang berdasarkan al-Quran menimbulkan adanya konsekuensi kemanusiaan di antaranya kesadaran, tanggung jawab, dan pembalasan. Diantara karakteristik insan adalah:

Aspek kreasi
Apapun yang ada pada tubuh insan sudah di rakit dalam suatu tatanan yang terbaik dan sempurna. Hal ini bisa di bandingkan dengan makhluk lain dalam aspek penciptaannya. Mungkin banyak kesamaannya, tetapi tangan insan lebih fungsional dari tangan sinpanse, demikian pula organ-organ lainnya.

Aspek ilmu
Hanya insan yang punya kesempatan memahami lebih jauh hakekat alam semesta di sekelilingnya. Pengatahuan binatang hanya berbatas pasa naluri dasar yang tidak bisa di kembangkan melalui pendidikan dan pengajaran. Manusia membuat kebudayaan dan peradaban yang terus berkembang.

Aspek kehendak
Manusia mempunyai kehendak yang menimbulkan bisa mengadakan pilihan dalam hidup. Makhluk lain hidup dalam suatu pola yang telah baku dan tak akan pernah berubah. Para malaikat yang mulia tak akan pernah menjadi makhluk yang sombong atau maksiat.

Pengarahan akhlak
Manusia ialah makhluk yang sanggup di bentuk akhlaknya. Ada insan yang sebelulmnya baik, tetapi lantaran imbas lingkungan tertentu sanggup menjadi penjahat. Demikian pula sebaliknya. Oleh lantaran itu forum pendidikan diharapkan untuk mengarahkan kehidupan generasi yang akan datang.

Jika insan hidup dengan ilmu selain ilmu Allah, maka insan tidak bermartabat lagi. Dalam keadaan demikian insan disamakan dengan binatang. Seperti dalam surat al- Araaf, 129 dan at-Tin, 4.

Tujuan penciptaan manusia

Tujuan penciptaan insan ialah untuk penyembahan Allah. Pengertian penyembahan kepada Allah dilarang diartikan secara sempit, dengan hanya membayangkan aspek ritual yang tercermin salam solat saja. Penyembahan berarti ketundukan insan pada aturan Allah dalam menjalankan kehidupan di muka bumi, baik ibadah ritual yang menyangkut kekerabatan vertical (manusia dengan Tuhan) maupun ibadah sosial yang menyangkut horizontal ( insan dengan alam semesta dan manusia).

Penyembahan insan pada Allah lebih mencerminkan kebutuhan insan terhadap terwujudnya sebuah kehidupan dengan tatanan yang adil dan baik. Oleh lantaran itu penyembahan harus dilakukan secara sukarela, lantaran Allah tidak membutuhkan sedikitpun pada insan termasuk pada ritual-ritual penyembahannya. Dalam hal ini Allah berfirman:

Dan saya tidak membuat jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyambah-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan saya tidak menghendaki  supaya mereka member saya makan. Sesungguhnya Allah, Dialah maha pemberi Rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh. (az-Zaariyaat, 51:56-58).

Dan mereka telah di perintahkan kecuali supaya mereka menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan degnan dekimikian itulah agama yang lurus. (Bayinnah, 98:5)

Penyembahan yang tepat dari seseorang insan akan menjadikan  dirinya sebagai khalifah Allah di muka bumi dalam mengelola kehidupan alam semesta. Keseimbangan alam sanggup terjaga dengan hukum-hukum alam yang kokoh. Keseimbangan pada kehidupan insan tidak sekedar akan menghancurkan bagian-bagian alam semesta yang lain, inilah tujuan penciptaan insan di tengah-tengah alam.

Fungsi dan peranan insan dalam islam

Berpedoman kepada QS Al Baqoroh 30-36, maka kiprah yang dilakukan ialah sebagai pelaku anutan Allah dan sekaligus pencetus dalam membudayakan anutan Allah. Untuk menjadi pelaku anutan Allah, apalagi menjadi pencetus pembudayaan anutan Allah, seseorang dituntut memulai dari diri dan keluarganya, gres sehabis itu kepada orang lain.

Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang telah ditetapkan Allah, diantaranya ialah :

  1. Belajar (surat An naml : 15-16 dan Al Mukmin :54) ; Belajar yang dinyatakan pada ayat pertama surat al Alaq ialah mempelajari ilmu Allah yaitu Al Qur’an.
  2.  Mengajarkan ilmu (al Baqoroh : 31-39) ; Khalifah yang telah diajarkan ilmu Allah maka wajib untuk mengajarkannya kepada insan lain.Yang dimaksud dengan ilmu Allah ialah Al Alquran dan juga Al Bayan
  3. Membudayakan ilmu (al Mukmin : 35 ) ; Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu biar membudaya. Seperti apa yang telah dicontohkan oleh Nabi SAW.

Di dalam Al Qur’an disebutkan fungsi dan peranan yang diberikan Allah kepada manusia.

  1. Menjadi abdi Allah. Secara sederhana hal ini berarti hanya bersedia mengabdi kepada Allah dan tidak mau mengabdi kepada selain Allah termasuk tidak mengabdi kepada nafsu dan syahwat. Yang dimaksud dengan abdi ialah makhluk yang mau melaksanakan apapun perintah Allah meski terdapat resiko besar di dalam perintah Allah. Abdi juga tidak akan pernah membangkang terhadap Allah. Hal ini tercantum dalam QS Az Dzariyat : 56“Dan tidak Aku ciptakan jin dan insan melainkan supaya mereka menyembahKu”
  2. Menjadi saksi Allah. Sebelum lahir ke dunia ini, insan bersaksi kepada Allah bahwa hanya Dialah Tuhannya.Yang demikian dilakukan biar mereka tidak ingkar di hari selesai nanti. Sehingga insan sesuai fitrahnya ialah beriman kepada Allah tapi orang tuanya yang menjadikan insan sebagai Kristen atau beragama selain Islam. Hal ini tercantum dalam QS Al A’raf : 172
  3. “Dan (ingatlah), keturunan bawah umur Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):”Bukankah Aku ini Tuhanmu?”. Mereka menjawab:”Betul (Engkau Tuhan Kami),kami menjadi saksi”.(Kami lakukan yang demikian itu) biar di hari selesai zaman kau tidak mengatakan:”Sesungguhnya kami (Bani Adam) ialah orang-orang yang lengah terhadap ini(keesaan Tuhan)”
  4. Khalifah Allah bergotong-royong ialah perwakilan Allah untuk berbuat sesuai dengan misi yang telah ditentukan Allah sebelum insan dilahirkan yaitu untuk memakmurkan bumi. Khalifah yang dimaksud Allah bukanlah suatu jabatan sebagai Raja atau Presiden tetapi yang dimaksud sebagai kholifah di sini ialah seorang pemimpin Islam yang bisa memakmurkan alam dengan syariah-syariah yang telah diajarkan Rosulullah kepada umat manusia. Dan insan yang beriman sejatilah yang bisa memikul tanggung jawab ini. Karena kholifah ialah wali Allah yang mempusakai dunia ini.

Biologi

Ciri-ciri fisik
Dalam biologi, insan biasanya dipelajari sebagai salah satu dari banyak sekali spesies di muka Bumi. Pembelajaran biologi insan kadang juga diperluas ke aspek psikologis serta ragawinya, tetapi biasanya tidak ke kerohanian atau keagamaan. Secara biologi, insan diartikan sebagai hominid dari spesies Homo sapiens. Satu-satunya subspesies yang tersisa dari Homo Sapiens ini ialah Homo sapiens sapiens. Mereka biasanya dianggap sebagai satu-satunya spesies yang sanggup bertahan hidup dalam genus Homo. Manusia memakai daya penggerak bipedalnya (dua kaki) yang sempurna. Dengan adanya kedua kaki untuk menggerakan badan, kedua tungkai depan sanggup dipakai untuk memanipulasi objek memakai jari jempol (ibu jari).

Rata-rata tinggi tubuh perempuan berakal balig cukup akal Amerika ialah 162 cm (64 inci) dan rata-rata berat 62 kg (137 pound). Pria umumnya lebih besar: 175 cm (69 inci) dan 78 kilogram (172 pound). Tentu saja angka tersebut hanya rata rata, bentuk fisik insan sangat bervariasi, tergantung pada faktor tempat, dan sejarah. Meskipun ukuran tubuh umumnya dipengaruhi faktor keturunan, faktor lingkungan dan kebudayaan juga sanggup memengaruhinya, menyerupai gizi makanan.

Anak insan lahir sehabis sembilan bulan dalam masa kandungan, dengan berat pada umumnya 3-4 kilogram (6-9 pound) dan 50-60 centimeter (20-24 inci) tingginya. Tak berdaya ketika kelahiran, mereka terus bertumbuh selama beberapa tahun, umumnya mencapai kematangan seksual pada sekitar umur 12-15 tahun. Anak laki-laki masih akan terus tumbuh selama beberapa tahun sehabis ini, biasanya pertumbuhan tersebut akan berhenti pada umur sekitar 18 tahun.

Warna kulit insan bervariasi dari hampir hitam hingga putih kemerahan. Secara umum, orang dengan nenek moyang yang berasal dari kawasan yang terik mempunyai kulit lebih hitam dibandingkan dengan orang yang bernenek-moyang dari kawasan yang hanya mendapat sedikit sinar matahari. (Namun, hal ini tentu saja bukan patokan mutlak, ada orang yang mempunyai nenek moyang yang berasal dari kawasan terik, dan kurang terik; dan orang-orang tersebut sanggup mempunyai warna kulit berbeda dalam lingkup spektrumnya.) Rata-rata, perempuan mempunyai kulit yang sedikit lebih terang daripada pria.

Perkiraan panjang umur insan pada kelahiran mendekati 80 tahun di negara-negara makmur, hal ini bisa tercapai berkat pinjaman ilmu pengetahuan, dan teknologi. Jumlah orang yang berumur seratus tahun ke atas di dunia diperkirakan berjumlah sekitar 50,000 pada tahun 2003. Rentang hidup maksimal insan diperhitungkan sekitar 120 tahun.

Sementara banyak spesies lain yang punah, Manusia sanggup tetap eksis, dan berkembang hingga sekarang. Keberhasilan mereka disebabkan oleh daya intelektualnya yang tinggi, tetapi mereka juga mempunyai kekurangan fisik. Manusia cenderung menderita obesitas lebih dari primata lainnya. Hal ini sebagian besar disebabkan lantaran insan bisa memproduksi lemak tubuh lebih banyak daripada keluarga primata lain. Karena insan merupakan bipedal semata (hanya masuk akal memakai dua kaki untuk berjalan), kawasan pinggul, dan tulang punggung juga cenderung menjadi rapuh, menimbulkan kesulitan dalam bergerak pada usia lanjut. Juga, insan perempuan menderita kerumitan melahirkan anak yang relatif (kesakitan lantaran melahirkan hingga 24 jam tidaklah umum). Sebelum kurun ke-20, melahirkan merupakan siksaan berbahaya bagi beberapa wanita, dan masih terjadi di beberapa lokasi terpencil atau kawasan yang tak berkembang di dunia ketika ini.

Ciri-ciri Mental
Banyak insan menganggap dirinya organisme terpintar dalam kerajaan hewan, meski ada perdebatan apakah cetaceans menyerupai lumba-lumba sanggup saja mempunyai intelektual sebanding. Tentunya, insan ialah satu-satunya binatang yang terbukti berteknologi tinggi. Manusia mempunyai perbandingan massa otak dengan tubuh terbesar di antara semua binatang besar (Lumba-lumba mempunyai yang kedua terbesar hiu mempunyai yang terbesar untuk ikan dan gurita mempunyai yang tertinggi untuk invertebrata). Meski bukanlah pengukuran mutlak (sebab massa otak minimum penting untuk fungsi "berumahtangga" tertentu), perbandingan massa otak dengan tubuh memang memperlihatkan petunjuk baik dari intelektual relatif. (Carl Sagan, The Dragons of Eden, 38)

Kemampuan insan untuk mengenali bayangannya dalam cermin, merupakan salah satu hal yang jarang ditemui dalam kerajaan hewan. Manusia ialah satu dari empat spesies yang lulus tes cermin untuk pengenalan pantulan diri yang lainnya ialah simpanse, orang utan, dan lumba-lumba. Pengujian pertanda bahwa sebuah simpanse yang sudah bertumbuh tepat mempunyai kemampuan yang hampir sama dengan seorang anak insan berumur empat tahun untuk mengenali bayangannya di cermin.

Pengenalan pola (mengenali susunan gambar, dan warna serta meneladani sifat) merupakan bukti lain bahwa insan mempunyai mental yang baik.

Kemampuan mental manusia, dan kepandaiannya, membuat mereka, berdasarkan Pascal, makhluk tersedih di antara semua hewan. Kemampuan mempunyai perasaan, menyerupai kesedihan atau kebahagiaan, membedakan mereka dari organisme lain, walaupun pernyataan ini sukar dibuktikan memakai tes hewan. Keberadaan manusia, berdasarkan sebagian besar andal filsafat, membentuk dirinya sebagai sumber kebahagiaan.

Habitat
Pandangan konvensional dari evolusi insan menyatakan bahwa insan berevolusi di lingkungan dataran sabana di Afrika. (lihat Evolusi manusia). Teknologi yang disalurkan melalui kebudayaan telah memungkinkan insan untuk mendiami semua benua dan mengikuti keadaan dengan semua iklim. Dalam beberapa dasawarsa terakhir, insan telah sanggup mendiami sementara benua Antartika, mendiami kedalaman samudera, dan ruang angkasa, meskipun pendiaman jangka panjang di lingkungan tersebut belum termasuk sesuatu yang hemat. Manusia, dengan populasi kurang lebih enam miliar jiwa, ialah salah satu dari mamalia terbanyak di dunia.

Sebagian besar insan (61%) berkediaman di kawasan Asia. Mayoritas sisanya berada di Amerika (14%), Afrika (13%) dan Eropa (12%), dengan hanya 0.3% di Australia.

Gaya hidup orisinil insan ialah pemburu, dan pengumpul, yang diadaptasikan ke sabana, adegan yang disarankan dalam evolusi manusia. Gaya hidup insan lainnya ialah nomadisme (berpindah tempat; adakala dihubungkan dengan kumpulan hewan) dan perkampungan menetap yang dimungkinkan oleh pertanian yang baik. Manusia mempunyai daya tahan yang baik untuk memindahkan habitat mereka dengan banyak sekali alasan, menyerupai pertanian, pengairan, urbanisasi dan pembangunan, serta kegiatan tambahan untuk hal-hal tersebut, menyerupai pengangkutan dan produksi barang.

Perkampungan insan menetap bergantung pada kedekatannya dengan sumber air dan, bergantung pada gaya hidup, sumber daya alam lainnya menyerupai lahan subur untuk menanam hasil panen, dan menggembalakan ternak atau, sesuai dengan demam isu tersedianya mangsa/makanan. Dengan datangnya infrastruktur perdagangan, dan pengangkutan skala besar, kedekatan lokasi dengan sumber daya tersebut telah menjadi tak terlalu penting, dan di banyak tempat faktor ini tak lagi merupakan daya pendorong bertambah atau berkurangnya populasi.

Habitat insan dalam sistem ekologi tertutup di lingkungan yang tidak dekat dengannya (Antartika, angkasa luar) sangatlah mahal, dan umumnya mereka tak sanggup tinggal lama, dan hanya untuk tujuan ilmiah, militer, atau ekspedisi industri. Kehidupan di angkasa sangatlah sporadis, dengan maksimal tiga belas insan di ruang angkasa pada waktu tertentu. Ini ialah jawaban pribadi dari kerentanan insan terhadap radiasi ionisasi. Sebelum penerbangan angkasa Yuri Gagarin tahun 1961, semua insan 'terkurung' di Bumi. Di antara tahun 1969 dan 1974, telah ada dua insan sekaligus yang menghabiskan waktu singkatnya di Bulan. Sampai tahun 2004, tak ada benda angkasa lain telah dikunjungi manusia. Sampai tahun 2004, telah ada banyak keberadaan insan di ruang angkasa berkelanjutan semenjak peluncuran kru perdana untuk meninggali Stasiun Luar Angkasa Internasional, pada 31 Oktober 2000.

Populasi
Dalam kurun waktu 200 tahun dari 1800 hingga 2000, populasi dunia telah bertambah pesat dari satu hingga enam milyar. Diperkirakan mencapai puncaknya kira-kira sepuluh miliar selama kurun ke-21. Sampai 2004, sebuah minoritas yang cukup besar — sekitar 2.5 dari jumlah 6.3 miliar jiwa — tinggal di sekeliling kawasan perkotaan. Urbanisasi diperkirakan akan melonjak drastis selama kurun ke-21. Polusi, kriminal dan kemiskinan hanyalah beberapa pola dari persoalan yang dihadapi oleh insan yang tinggal di kota dan permukiman pinggiran kota.

Asal Mula
Hewan terdekat dengan insan yang masih bertahan hidup ialah simpanse; kedua terdekat ialah gorila dan ketiga ialah orang utan. Sangat penting untuk diingat, namun, bahwa insan hanya mempunyai persamaan populasi nenek moyang dengan binatang ini, dan tidak diturunkan pribadi dari mereka. Ahli biologi telah membandingkan serantaian pasangan dasar DNA antara manusia, dan simpanse, dan memperkirakan perbedaan genetik keseleruhan kurang dari 5%. Telah diperkirakan bahwa garis silsilah insan bercabang dari simpanse sekitar 5 juta tahun lalu, dan dari gorila sekitar 8 juta tahun lalu. Namun, laporan gosip terbaru dari tengkorak hominid berumur kira-kira 7 juta tahun sudah memperlihatkan percabangan dari garis silsilah kera, membuat gagasan kuat adanya percabangan awal silsilah tersebut.

Berikut beberapa tanda-tanda penting dalam evolusi manusia:

  1. perluasan rongga otak dan otak itu sendiri, yang umumnya sekitar 1,400 cm³ dalam ukuran volumnya, dua kali lipat ekspansi otak simpanse, dan gorila. Beberapa andal antropologi, namun, menyampaikan bahwa alih-alih ekspansi otak, penyusunan ulang struktur otak lebih kuat pada bertambahnya kecerdasan.
  2. pengurangan gigi taring.
  3. penggerak bipedal (dua kaki)
  4. perbaikan laring / pangkal tenggorokan (yang memungkinkan penghasilan suara kompleks atau dikenal sebagai bahasa vokal).

Bagaimana gejala-gejala ini berhubungan, dengan cara apa mereka telah menyesuaikan diri, dan apa kiprah mereka dalam evolusi organisasi sosial, dan kebudayaan kompleks, merupakan hal-hal penting dalam perdebatan yang berlangsung di antara para andal antropologi ragawi ketika ini.

Selama tahun 1990an, variasi dalam DNA mitochondria insan diakui sebagai sumber berharga untuk membangun ulang silsilah manusia, dan untuk melacak perpindahan insan awal. Berdasarkan perhitungan-perhitungan ini, nenek moyang terakhir yang serupa insan modern diperkirakan hidup sekitar 150 milenium lalu, dan telah berkembang di luar Africa kurang dari 100.000 tahun lalu. Australia dijelajahi relatif awal, sekitar 70.000 tahun lalu, Eropa +/- 40.000 tahun lalu, dan Amerika pertama didiami secara kasarnya 30.000 tahun lalu, serta kolonisasi kedua di sepanjang Pasifik +/- 15.000 tahun kemudian (lihat Perpindahan manusia).

Macam-macam kelompok agama telah menyatakan keberatan atas teori evolusi umat insan dari sebuah nenek moyang bersama dengan hominoid lainnya. Alhasil, muncullah banyak sekali perbedaan pendapat, percekcokan, dan kontroversi. Lihat penciptaan, argumen evolusi, dan desain kepandaian untuk melihat pola pikir yang berlawanan.

Kerohanian dan Agama

Bagi kebanyakan manusia, kerohanian, dan agama memainkan kiprah utama dalam kehidupan mereka. Sering dalam konteks ini, insan tersebut dianggap sebagai "orang manusia" terdiri dari sebuah tubuh, pikiran, dan juga sebuah roh atau jiwa yang kadang mempunyai arti lebih daripada tubuh itu sendiri, dan bahkan kematian. Seperti juga sering dikatakan bahwa jiwa (bukan otak ragawi) ialah letak bergotong-royong dari kesadaran (meski tak ada perdebatan bahwa otak mempunyai imbas penting terhadap kesadaran). Keberadaan jiwa insan tak dibuktikan ataupun ditegaskan; konsep tersebut disetujui oleh sebagian orang, dan ditolak oleh lainnya. Juga, yang menjadi perdebatan di antara organisasi agama ialah mengenai benar/tidaknya binatang mempunyai jiwa; beberapa percaya mereka memilikinya, sementara lainnya percaya bahwa jiwa semata-mata hanya milik manusia, serta ada juga yang percaya akan jiwa kelompok yang diadakan oleh komunitas hewani, dan bukanlah individu. Bagian ini akan merincikan bagaimana insan diartikan dalam istilah kerohanian, serta beberapa cara bagaimana definisi ini dicerminkan melalui ritual dan agama.

Animisme
Animisme ialah kepercayaan bahwa objek, dan gagasan termasuk hewan, perkakas, dan fenomena alam mempunyai atau merupakan ekspresi roh hidup. Dalam beberapa pandangan dunia animisme yang ditemukan di kebudayaan pemburu, dan pengumpul, insan sering dianggap (secara kasarnya) sama dengan hewan, tumbuhan, dan kekuatan alam. Sehingga, secara moral merupakan kewajiban untuk memperlakukan benda-benda tersebut secara hormat. Dalam pandangan dunia ini, insan dianggap sebagai penghuni, atau bagian, dari alam, bukan sebagai yang lebih unggul atau yang terpisah darinya. Dalam kemasyarakatan ini, ritual / upacara agama dianggap penting untuk kelangsungan hidup, lantaran sanggup memenangkan kemurahan hati roh-roh sumber masakan tertentu, roh tempat bermukim, dan kesuburan serta menangkis roh berhati dengki. Dalam anutan animisme yang berkembang, menyerupai Shinto, ada sebuah makna yang lebih mendalam bahwa insan ialah sebuah tokoh istimewa yang memisahkan mereka dari segenap benda, dan hewan, sementara masih pula menyisakan pentingnya ritual untuk menjamin keberuntungan, panen yang memuaskan, dan sebagainya.

Kebanyakan sistem kepercayaan animisme memegang erat konsep roh abadi sehabis janjkematian fisik. Dalam beberapa sistem, roh tersebut dipercaya telah beralih ke suatu dunia yang penuh dengan kesenangan, dengan panen yang terus-menerus berkelimpahan atau bahkan permainan yang berlebih-lebih. Sementara di sistem lain (misal: agama Nawajo), roh tinggal di bumi sebagai hantu, seringkali yang berwatak buruk. Kemudian tersisa sistem lain yang menyatukan kedua unsur ini, mempercaya bahwa roh tersebut harus berjalan ke suatu dunia roh tanpa tersesat, dan menggeluyur sebagai hantu. Upacara pemakaman, berkabung dan penyembahan nenek moyang diselenggarakan oleh sanak yang masih hidup, keturunannya, sering dianggap perlu untuk keberhasilan penyelesaian perjalanan tersebut.

Ritual dalam kebudayaan animisme sering dipentaskan oleh dukun atau imam (cenayang), yang biasanya tampak kesurupan tenaga roh, lebih dari atau di luar pengalaman insan biasa.

Pemraktekan tradisi penyusutan kepala sebagaimana ditemukan di beberapa kebudayaan, berasal dari sebuah kepercayaan animisme bahwa seorang musuh perang, kalau rohnya tak terperangkap di kepala, sanggup meloloskan diri dari tubuhnya dan, sehabis roh itu berpindah ke tubuh lain, mengambil bentuk binatang pemangsa, dan pembalasan setimpal.

Mistikme
Barangkali merupakan praktik kerohanian, dan pengalaman, tetapi tidak harus bercampur dengan theisme atau forum agama lain yang ada di banyak sekali masyarakat. Pada dasarnya gerakan gaib termasuk Vedanta, Yoga, Buddhisme awal (lihat pula Kerajaan manusia), tradisi memuja Eleusis, perintah gaib Kristiani, dan pengkhotbah menyerupai Meister Eckhart, dan keislaman Sufisme. Mereka memusatkan pada pengalaman tak terlukiskan, dan kesatuan dengan supranatural (lihat pencerahan, kekekalan). Dalam mistikme monotheis, pengalaman gaib memfokuskan kesatuan dengan Tuhan.

Politheisme
Konsep ilahi sebagai makhluk yang sangat kuat kepandaiannya atau supernatural, kebanyakan dikhayalkan sebagai anthropomorfik atau zoomorfik, yang ingin disembah atau ditentramkan oleh manusia, dan ada semenjak permulaan sejarah, dan kemungkinan digambarkan pada kesenian Zaman Batu pula. Dalam masa sejarah, tatacara pengorbanan berevolusi menjadi adat agama berhala dipimpin oleh kependetaan (misal: agama Vedik, (pemraktekan kependetaan berkelanjutan dalam Hinduisme, yang namun telah membuatkan teologi monotheis, menyerupai penyembahan berhala theisme monistik, Mesir, Yunani, Romawi dan Jerman). Dalam agama tersebut, insan umumnya diciri-cirikan dengan kerendahan mutunya kepada dewa-dewa, adakala dicerminkan dalam masyarakat berhierarki diperintah yang oleh dinasti-dinasti yang menyatakan keturunan sifat ketuhanan/kedewaan. Dalam agama yang mempercayai reinkarnasi, terutama Hinduisme, tak ada batasan yang kedap di antara hewan, manusia, dan dewa, lantaran jiwa sanggup berpindah di seputar spesies yang berbeda tanpa kehilangan identitasnya.

Monotheisme
Gagasan dari suatu Tuhan tunggal yang menggabungkan, dan melampaui semua dewa-dewa kecil tampak berdiri sendiri dalam beberapa kebudayaan, kemungkinan terwujud pertama kali dalam bida’ah / klenik Akhenaten (lebih dikenal sebagai Henotheisme, tahap umum dalam kemunculan Monotheisme). Konsep dari kebaikan, dan kejahatan dalam sebuah pengertian moral timbul sebagai sebuah konsekuensi Tuhan tunggal sebagai otoritas mutlak.

Dalam agama Yahudi, Tuhan ialah sentra dalam pemilihan orang Yahudi sebagai rakyat, dan dalam Kitab Suci Yahudi, takdir komunitas, dan hubungannya dengan Tuhan mempunyai hak istimewa yang terperinci (harus diutamakan) di atas takdir individu.

Kekristenan bertumbuh keluar dari agama Yahudi dengan menekankan takdir individual, khususnya sehabis kematian, dan campur tangan pribadi Tuhan dengan adanya inkarnasi, yaitu dengan menjadi insan selama sementara.

Islam, walaupun menolak kepercayaan kristiani untuk Tritunggal dan inkarnasi ketuhanan, islam dalam melihat insan sebagai Khalifah (Pemimpin) dari segala makhluk Tuhan yang mempunyai keutamaan dari segala makhluk, dan satu-satunya makhluk yang mempunyai Akal, dan nafsu. Julukan yang diberikan kepada insan dalam Islam ialah Bani Adam.

Dalam semua agama Abraham, insan ialah penguasa, atau pengurus, di atas seluruh muka Bumi, dan semua makhluk lain, dan mempunyai moral hati nurani yang unik. Hinduisme, juga belakangan membuatkan teologi monotheis menyerupai theisme monistik, yang berbeda dari pikiran Barat mengenai monotheis.

Agama monotheistik mempunyai kemiripan dalam kepercayaan bahwa umat insan diciptakan oleh Tuhan, diikat oleh kewajiban kasih sayang, dan dirawat oleh pemeliharaan baik kaum / pihak ayah.

Sang Individu

Manusia individu ialah subjek yang mengalami kondisi manusia. Ini diikatkan dengan lingkungannya melalui indra mereka, dan dengan masyarakat melalui kepribadian mereka, jenis kelamin mereka serta status sosial. Selama kehidupannya, ia berhasil melalui tahap bayi, kanak-kanak, remaja, kematangan dan usia lanjut. Deklarasi universal untuk hak asasi diadakan untuk melindungi hak masing-masing individu.

Hati dan kesadaran
Pengalaman subjektif dari seorang individu berpusat di sekitar kesadarannya, kesadaran-diri atau pikiran, memperbolehkan adanya persepsi eksistensinya sendiri, dan dari perjalanan waktu. Kesadaran memperlihatkan naiknya persepsi akan kehendak bebas, meskipun beberapa percaya bahwa kehendak bebas tepat ialah khayalan yang menyesatkan, dibatasi atau dilenyapkan oleh penentuan takdir atau sosial atau biologis. Hati insan diperluas ke luar kesadaran, meliputi total aspek mental, dan emosional individu. Ilmu pengetahuan psikologi mempelajari hati insan (psike), khususnya alam bawah sadar (tak sadar). Praktik psikoanalisis yang dirancang oleh Sigmund Freud mencoba menyingkap cuilan dari alam bawah sadar. Freud menyusun diri insan menjadi Ego, Superego, dan Id. Carl Gustav Jung memperkenalkan pemikiran alam bawah sadar kolektif / bersama, dan sebuah proses pengindividuan, menuangkan keragu-raguan untuk ketepatan pendefinisian individu ‘yang sanggup diartikan’.

Emosi
Individu insan terbuka terhadap emosi yang besar memengaruhi keputusan serta tingkah laris mereka. Emosi menyenangkan menyerupai cinta atau sukacita bertentangan dengan emosi tak menyenangkan menyerupai kebencian, cemburu, iri hati atau sakit hati.

Seksualitas
Seksualitas manusia, di samping menjamin reproduksi, mempunyai fungsi sosial penting, membuat ikatan / pertalian, dan hierarki di antara individu. Hasrat seksual dialami sebagai sebuah dorongan / keinginan badani, sering disertai dengan emosi kuat positif (seperti cinta atau luapan kegembiraan) dan negatif (seperti kecemburuan / iri hati atau kebencian).

Tubuh
penampilan fisik tubuh insan ialah sentra kebudayaan dan kesenian. Dalam setiap kebudayaan manusia, orang gemar memperindah tubuhnya, dengan tato, kosmetik, pakaian, perhiasan atau ornamen serupa. Model rambut juga mempunyai pengertian kebudayaan penting. Kecantikan atau keburukan rupa ialah kesan kuat subjektif dari penampilan seseorang.

Kebutuhan individu terhadap masakan dan minuman teratur secara terperinci tercermin dalam kebudayaan insan (lihat pula ilmu makanan). Kegagalan mendapat masakan secara teratur akan berakibat rasa lapar dan pada kesudahannya kelaparan (lihat juga malagizi).

Rata-rata waktu tidur (dengan nilai minimal) ialah 8 jam per hari untuk dewasa, dan 10 jam untuk anak-anak. Orang yang lebih bau tanah biasanya tidur selama 6 jam. Sudah umum, namun dalam masyarakat modern bagi orang-orang untuk mendapat waktu tidur kurang dari yang mereka butuhkan.

Tubuh insan akan mengalami proses penuaan dan penyakit. Ilmu pengobatan ialah ilmu pengetahuan yang menelusuri metode penjagaan kesehatan tubuh.

Kelahiran dan kematian
Kehidupan subjektif individu berawal pada kelahirannya, atau dalam fase kehamilan terdahulu, selama janin berkembang di dalam tubuh ibu. Kemudian kehidupan berakhir dengan janjkematian individu. Kelahiran, dan janjkematian sebagai insiden luar biasa yang membatasi kehidupan manusia, sanggup mempunyai imbas hebat terhadap individu tersebut. Kesulitan selama melahirkan sanggup berakibat trauma dan kemungkinan janjkematian sanggup menimbulkan rasa keberatan (tak mudah) atau ketakutan (lihat pula pengalaman hampir meninggal). Upacara penguburan ialah ciri-ciri umum masyarakat manusia, sering diinspirasikan oleh kepercayaan akan adanya kehidupan sehabis kematian. Adat kebiasaan warisan atau penyembahan nenek moyang sanggup memperluas kehadiran sang individu di luar rentang usia fisiknya. (lihat kekekalan)

Masyarakat

Meskipun banyak spesies berprinsip sosial, membentuk kelompok berdasarkan ikatan / pertalian genetik, perlindungan-diri, atau membagi pengumpulan makanan, dan penyalurannya, insan dibedakan dengan rupa-rupa, dan kemajemukan dari adat kebiasaan yang mereka bentuk entah untuk kelangsungan hidup individu atau kelompok, dan untuk pengabadian, dan perkembangan teknologi, pengetahuan, serta kepercayaan. Identitas kelompok, penerimaan, dan dukungan sanggup mendesak imbas kuat pada tingkah laris individu, tetapi insan juga unik dalam kemampuannya untuk membentuk, dan mengikuti keadaan ke kelompok baru.

Sosiologi ialah ilmu pengetahuan yang menjelaskan interaksi antar manusia.

Bahasa
Kecakapan berpidato ialah sebuah unsur pendefinisian umat manusia, mungkin mendahului pemisahan populasi modern filogenetik (lihat Asal permintaan bahasa). Bahasa ialah sentra dari komunikasi antar manusia. Kata Yahudi untuk "binatang" (behemah) berarti "bisu", menggambarkan insan sebagai "binatang berbicara" (kepandaian bercakap hewani). Bahasa ialah sentra dari sentuhan identitas ‘khas’ banyak sekali kebudayaan atau kesukuan dan sering diceritakan mempunyai status atau kekuatan supernatural (lihat Sihir / Gaib, Mantra, Vac). Penemuan sistem penulisan sekitar 5000 tahun lalu, yang memungkinkan pengabadian ucapan, merupakan langkah utama dalam evolusi kebudayaan. Ilmu pengetahuan Linguistik (ilmu bahasa) menjelaskan susunan bahasa, dan keterkaitan antara bahasa-bahasa berbeda. Diperkirakan ada 6000 bahasa yang diucapkan insan ketika ini. Manusia yang kekurangan kemampuan berkomunikasi melalui ucapan, umumnya bercakap-cakap memakai Bahasa Isyarat.

Agama
Dalam setiap kebudayaan manusia, kerohanian dan ritual mendapat ekspresi dalam bentuk tertentu. Elemen-elemen ini sanggup menggabungkan secara penting pengalaman pribadi dengan pengalaman penyatuan, dan komunal, seringkali membangkitkan emosi yang sangat kuat, dan bahkan luapan kegembiraan. Kekuatan pengikat yang kuat dari pengalaman tertentu sanggup adakala menjadikan kefanatikan atau aksi kepada insan lain yang tidak termasuk dalam kelompok agamanya, berakibat perpecahan atau bahkan perang. Teokrasi ialah masyarakat yang dibuat secara mayoritas oleh agama, diperintah oleh pemimpin suci atau oleh seorang pemuka agama. Agama sanggup pula berperilaku sebagai alat penyaluran, dan imbas dari norma budaya dunia, dan tingkah laris yang masuk akal dilakukan manusia.

Keluarga dan teman sepergaulan
Individu insan dibiasakan untuk bertumbuh menjadi seorang suplemen yang berjiwa kuat ke dalam suatu kelompok kecil, umumnya termasuk keluarga biologis terdekatnya, ibu, ayah dan saudara kandung.

Sebagai seorang suplemen berjiwa kuat yang serupa sanggup dikelirukan dengan suatu kelompok kecil yang sama, yaitu teman sepergaulan sebaya sang individu, umumnya berukuran antara sepuluh hingga dua puluh individu, kemungkinan berkaitan dengan ukuran optimal untuk gerombolan pemburu. Dinamika kelompok dan tekanan dari teman sanggup memengaruhi tingkah laris anggotanya.

Seorang individu akan membuatkan perasaan kesetiaan yang kuat kepada kelompok tertentu. Kelakuan insan yang masuk akal termasuk seringnya kekerabatan sosial, dinyatakan dalam dialog / percakapan, dansa, menyanyi atau kisah (dikenal dengan curhat).

Suku, bangsa dan negara bagian
Kelompok insan yang lebih besar sanggup disatukan dengan gagasan kesamaan nenek moyang (suku, etnis) atau kesamaan fokus budaya atau materi (bangsa atau negara bagian), sering dibagi lebih lanjut berdasarkan struktur kelas sosial dan hierarki. Sebuah suku sanggup terdiri dari beberapa ratus individu, sementara negara cuilan modern terbesar berisi lebih dari semilyar. Konflik kekerasan di antara kelompok-kelompok besar disebut peperangan. Kesetiaan / dedikasi untuk kelompok yang besar menyerupai ini disebut nasionalisme atau patriotisme. Dalam keekstriman, perasaan dedikasi terhadap sebuah forum atau kewenangan sanggup mencapai keekstriman pathologi, yang berakibat hysteria massa (gangguan saraf) atau fasisme.

Antropologi budaya menjelaskan masyarakat insan yang berbeda-beda, dan sejarah mencatat interaksi mereka berikut kesuksesan yang dialami. Organisasi, dan pemerintahan bentuk modern dijelaskan oleh Ilmu Politik dan Ekonomi.

Kebudayaan dan peradaban
Sebuah peradaban ialah sebuah masyarakat yang telah mencapai tingkat kerumitan tertentu, umumnya termasuk perkotaan dan pemerintahan berlembaga, agama, iptek, sastra serta filsafat. Perkotaan paling awal di dunia ditemukan di dekat rute perdagangan penting kira-kira 10.000 tahun kemudian (Yeriko, Çatalhöyük). Kebudayaan manusia, dan ekspresi seni mendahului peradaban, dan sanggup dilacak hingga ke palaeolithik (lukisan goa, arca Venus, tembikar / pecah belah dari tanah). Kemajuan pertanian memungkinkan transisi dari masyarakat pemburu dan pengumpul atau nomadik menjadi perkampungan menetap semenjak Milenium ke-9 SM. Penjinakan binatang menjadi cuilan penting dari kebudayaan insan (anjing, domba, kambing, lembu). Dalam masa sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang bahkan lebih pesat (lihat Sejarah iptek).

Renungan diri

Umat insan selalu mempunyai perhatian yang hebat akan dirinya sendiri. Kecakapan insan untuk mengintrospeksi diri, keinginan individu untuk menjelajahi lebih mengenai intisari diri mereka, tanpa terkecuali menghasilkan banyak sekali penyelidikan mengenai kondisi insan merupakan pokok jenis insan secara keseluruhan. Renungan diri ialah dasar dari filsafat dan telah ada semenjak awal pencatatan sejarah. Artikel ini misalnya, lantaran ditulis oleh manusia, dengan sendirinya tak sanggup luput dari pola refleksi diri.

Manusia kerap menganggap dirinya sebagai spesies mayoritas di Bumi, dan yang paling maju dalam kepandaian, dan kemampuannya mengelola lingkungan. Kepercayaan ini khususnya sangat kuat dalam kebudayaan Barat, dan berasal dari cuilan dalam kisah penciptaan di Injil yang mana Adam secara khusus diberikan kekuasaan atas Bumi, dan semua makhluk. Berdampingan dengan anggapan kekuasaan manusia, kita sering menganggap ini agak radikal lantaran kelemahan, dan singkatnya kehidupan insan (Dalam Kitab Suci Yahudi, misalnya, kekuasaan insan dijanjikan dalam Kejadian 1:28, tetapi pengarang kitab Pengkhotbah menyesali kesia-siaan semua usaha manusia).

Ahli filsafat Yahudi, Protagoras telah membuat pernyataan populer bahwa "Manusia ialah ukuran dari segalanya; apa yang benar, benarlah itu; apa yang tidak, tidaklah itu". Aristotle mendeskripsikan insan sebagai "hewan komunal" (ζωον πολιτικον), yaitu menekankan pembangunan masyarakat sebagai sentra pembawaan alam manusia, dan "hewan dengan sapien" (ζωον λογον εχων, dasar rasionil hewan), istilah yang juga menginspirasikan taksonomi spesies, Homo sapiens.

Pandangan dunia mayoritas pada kurun pertengahan Eropa berupa keberadaan insan yang diciri-cirikan oleh dosa, dan tujuan hidupnya ialah untuk mempersiapkan diri terhadap pengadilan selesai sehabis kematian. Pencerahan / pewahyuan digerakkan oleh keyakinan baru, bahwa, dalam perkataan Immanuel Kant, "Manusia dibedakan di atas semua binatang dengan kesadaran-dirinya, yang mana ia ialah 'hewan rasionil'". Pada awal kurun ke-20, Sigmund Freud melancarkan serangan serius kepada positivisme mendalilkan bahwa kelakuan insan mengarah kepada suatu cuilan besar yang dikendalikan oleh pikiran bawah sadar.

Dari titik pandang ilmiah, Homo sapiens memang berada di antara spesies yang paling tersama-ratakan di Bumi, dan hanya ada sejumlah kecil spesies tunggal yang menduduki lingkungan beraneka-ragam sebanyak manusia. Rupa-rupa usaha telah dibuat untuk mengidentifikasikan sebuah ciri-ciri kelakuan tunggal yang membedakan insan dari semua binatang lain, misal: Kemampuan untuk membuat, dan mempergunakan perkakas, kemampuan untuk mengubah lingkungan, bahasa, dan perkembangan struktur sosial majemuk. Beberapa andal antropologi berpikiran bahwa ciri-ciri yang siap diamati ini (pembuatan-perkakas, dan bahasa) didasarkan pada kurang mudahnya mengamati proses mental yang kemungkinan unik di antara manusia: kemampuan berpikir secara simbolik, dalam hal abnormal atau secara logika. Adalah susah, namun, untuk tiba pada suatu kelompok atribut yang termasuk semua manusia, dan hanya manusia, dan impian untuk menemukan ciri-ciri unik insan yang ialah persoalan dari renungan-diri insan lebih daripada suatu persoalan zoologi.

Tanggung jawab insan sebagai Hamba Allah

Kewajiban insan kepada khaliknya ialah cuilan dari rangkaian hak dan kewajiban insan dalam hidupnya sebagai suatu wujud dan yang maujud. Didalam hidupnya insan tidak lepas dari adanya kekerabatan dan ketergantungan. Adanya kekerabatan ini menimbulkan adanya hak dan kewajiban. Hubungan insan dengan allah ialah kekerabatan makhluk dengan khaliknya. Dalam persoalan ketergantungan, hidup insan selalu mempunyai ketergantungan kepada yang lain. Dan acuan serta ketergantungan ialah ketergantungan kepada yang maha kuasa, yang maha perkasa, yang maha bijaksana, yang maha sempurna, ialah allah rabbul’alamin, Allah Tuhan yang Maha Esa.

Kebahagian insan di dunia dan akhirat, tergantung kepada izin dan ridho allah. Dan untuk itu Allah memperlihatkan ketentuan-ketentuan biar insan sanggup mencapainya. Maka untuk mencapainya kebahagian dunia dan darul abadi itu dengan sendirinya kita harus mengikuti ketentuan-ketentuan dari allah SWT. Apa yang telah kita terima dari allah SWT. Sungguh ak sanggup dihitung dan tak sanggup dinilai dengan materi banyaknya. Dan kalau kita mau menghitung-hitung nikmat dari Allah, kita tidak sanggup menghitungnya, lantaran terlalu amat sangat banyaknya. Secara moral manusiawi insan mempunyai kewajiban Allah sebagai khaliknya, yang telah memberi kenikmatan yang tak terhitung jumlahnya.

Kaprikornus berdasarkan hadits AL-Lu’lu uwal kewajiban insan kepada Allah pada garis besar besarnya ada 2 :

  1. mentauhidkan-Nya yakni tidak memusyrik-Nya kepada sesuatu pun.
  2. beribadat kepada-Nya

Orang yang demikian ini mempunyai hak untuk tidak disiksa oleh Allah, bahkan akan diberi pahala dengan pahala yang berlipat ganda, dengan sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat bahkan dengan ganda yang tak terduga banyaknya oleh manusia. Dalam al-quran kewajiban ini diformulasikan dengan :

  1. iman.
  2. amal saleh
Beriman dan berinfak saleh itu dalam istilah lain disebut takwa. Dalam ayat (Q.S al-baqorah ayat 177) dogma dan amal saleh, yang disebut takwa dengan perincian :

  1. iman kepada Allah : kepada hari akhir, kepada malaikat-malaikat, kepada kitab-kitab, dan kepada nabi-nabi.
  2. amal saleh :
      • Kepada sesama insan : dengan memperlihatkan harta yang juga senang terhadap harta itu, kepada kerabatnya kepada bawah umur yatim kepada orang-orang miskin kepada musafir yang membutuhkan pertolongan (ibnu sabil)
      • Kepada Allah : menegakan / mendirikan shalat, menunaikan zakat
      • Kepada diri sendiri : menempati kesepakatan apabila ia berjanji, sabar delam kesempitan, penderitaan dan peperangan.

Kesemuanya itu ialah dalam rangka ibadah kepada allah memenuhi insan terhadap khalik.

Tanggung jawab insan sebagai khalifah Allah

Sebagai makhluk Allah, insan mendapat amanat yang harus di pertanggung jawabkan di hadapan-Nya. Tugas hidup yang di pikul insan di muka bumi ialah kiprah kekhalifahan, yaitu kiprah kepemimpinan; wakil Allah di muka bumi untuk mengelola dan memelihara alam.

Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan. Manusia menjadi khalifah, berarti insan memperoleh mandate Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi.

Kekuasaan yang di berikan kepada insan bersifat kreatif, yang memungkinkan dirinya m,engolah dan mendayagunakanvapa yang ada di muka bumi untuk kepentingan hidupnya sesuai dengan ketentuan yang di memutuskan oleh Allah. Agar insan bisa menjalankan kekhalifahannya dengan baik, Allah telah mengajarkan kepadanya kebenaran dalam segala ciptaan-Nya dan melalui pemahaman serta penguasaan terhadap hukum-hukum yang terkandung dalam ciptaan-Nya, insan bisa menyusun konsep-konsep serta melaksanakan rekayasa membentuk wujud gres dalam alam kebudayaan.

Dua kiprah yang di pegang insan di muka bumi. Sebagai khalifah dan ‘abd merupakan perpaduan kiprah dan tanggung jawab yang melahirkan dinamika hidup,  yang sarat dengan kreatifitas dan amaliah yang selalu berpihak pada nilai-nilai kebenaran. Oleh lantaran itu hidup seorang muslim akan di penuhi dengan amaliah, kerja keras yang tiada henti, alasannya ialah bekerja bagi seorang muslim ialah membentuk satu amal shaleh. Kedudukan insan di muka bumi sebagai khalifah dan sebagai makhluk Allah, bukanlah dula hal yang bertentangan melainkan suatu kesatuan yang padu dan tidak terpisahkan. Kekhalifaan ialah ralisasi dari pengabdiannya kepada Allah yang menciptakannya.

Dua sisi kiprah dan tanggung jawab ini tertata dalam diri setiap muslim sedemikian rupa. Apabila terjadi ketidakseimbangan, maka akan lahir sifat-sifat tertentu yang menimbulkan derajat insan meluncur jatuh ke tingkat yang paling rendah, seprti firman Allah dalam surat ath-Thin:4.

Dengan demikian, insan sebagai khalifah Allah merupakan satu kesatuan yang menyampurnakan nilai kemanusiaan yang mempunyai kebebasan berkreasi dan sekaligus menghadapkannya pada tuntutan kodrat yang menempatkan posisinya pada ketrbatasan.

Perwujudan kualitas keinsanian insan tidak terlepas dari konteks sosial budaya, atau dengan kata lain kekhalifaan insan intinya diterapkan pada konteks indvisu dan sosial yang berporos pada Allah, menyerupai firman Allah dalam Muthathohirin:112.


Paling banyak dicari

  • definisi manusia
  • pengertian insan secara umum
  • pengertian insan secara etimologi dan terminologi
  • pengertian insan berdasarkan para andal dalam islam
  • pengertian insan berdasarkan islam
  • pengertian insan berdasarkan kbbi
  • pengertian insan berdasarkan para andal pdf
  • pengertian insan berdasarkan para andal filsafat

0 Response to "Pengertian Manusia, Fungsi, Ciri-Ciri Insan Dan Tujuan Hidup Manusia"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel