Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013 dan Relevansinya dengan Teori Belajar
Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013 dan Relevansinya dengan Teori Belajar
Amongguru.com. Pembelajaran pada kurikulum 2013 menerapkan pendekatan saintifik atau pendekatan proses berbasis keilmuan.
Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual.
Pendekatan saintifik disebut juga pendekatan berbasis proses keilmuan. Artinya proses untuk memperoleh pengetahuan (ilmiah) secara sistematis.
Di dalam konteks ini, tidak sulit menyatakan bahwa pendekatan saintifik berakar pada metode imiah (saintific method), sebuah konsep yang menekankan ilmu pengetahuan sebagai kata kerja daripada kata benda.
Metode saintifik sendiri merupakan prosedur atau proses, yaitu langkah-langkah sistematis yang perlu dilakukan untuk memperoleh pengetahuan (ilmiah) yang didasarkan pada persepsi inderawi dan melibatkan uji hipotesis serta teori secara terkendali.
Karena pengamatan indera biasanya mengawali maupun mengakhiri proses kerja ilmiah, maka cara kerja atau proses ilmiah sering juga disebut lingkaran atau siklus empiris.
Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013 dan Relevansinya dengan Teori Belajar
Pendekatan saintifik sangat relevan dengan teori belajar Bruner, Paiget, dan Vigotsky. Berikut penjelasan masing-masing teori belajar tersebut.
-
Teori Belajar Bruner
Teori belajar Bruner disebut juga teori belajar penemuan. Ada empat hal pokok yang berkaitan dengan teori belajar Bruner.
Pertama, individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya apabila dia menggunakan pikirannya.
Kedua, dengan melakukan proses kognitif dalam proses penemuan, peserta didik akan memperoleh proses sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatu penghargaan intrinsik.
Ketiga satu-satunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknik-teknik dalam melakukan penemuaan adalah dia memiliki kesempatan untuk melakukan penemuan.
Keempat , dengan melakukan penemuan, retensi ingatan peserta didik akan menguat. Empat hal tersebut bersesuaian dengan proses kognitif yang diperlukan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
-
Teori Belajar Piaget
Berdasarkan teori Piaget, belajar berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan skema (jamak skemata).
Skema adalah suatu struktur mental atau struktur kognitif yang denganya seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya.
Skema tidak pernah berhenti berubah. Skemata seorang anak akan berkembang menjadi skemata orang dewasa. Proses yang menyebabkan terjadinya perubahan semata disebut dengan adaptasi.
Proses terbentuknya adaptasi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi merupakan proses kognitif yang mengintegrasikan stimulus, yang dapat berupa persepsi, konsep, hukum, prinsip, atau pengalaman, baru ke dalam yang sudah ada di dalam pikirannya.
Asimilasi terjadi jika ciri-ciri stimulus tersebut cocok dengan ciri-ciri skema yang telah ada, seorang akan melakukan akomodasi.
Akomodasi dapat berupa pembentukan skema baru yang cocok dengan ciri rangsangan atau memodifikasi skema yang telah ada,
Di dalam pembelajaran diperlukan adanya penyeimbang atau ekuilibrasi antara asimilasi dan akomodasi.
Apabila pada seseorang akomodasi lebih dominan dibandingkan asimilasi, dia akan memiliki skemata yang banyak, tetapi cenderung memiliki kualitas yang rendah.
Sebaliknya, apabil asimilasi lebih dominan dibandingkan akomodasi, seseorang akan memiliki skemata yang tidak banyak, tetapi cenderung memiliki kualitas yang tinggi.
Keseimbangan atau ekuilibrasi antara asimilasi dan akomodasi diperlukan untuk perkembangan intelektual seseorang, menuju ke tingkat yang lebih tinggi.
- Teori Belajar Vygotsky
Vygotsky menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari.
Akan tetapi tugas-tugas tersebut masih berada dalam jangkauan kemampuan, atau tugas itu berada dalam zone of proximal development.
Zone of proximal development. adalah daerah yang terletak antara tingkat perkembangan saat ini yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mengacu pada teori Vygotsky menerapkan apa yang disebut dengan scaffolding (perancahan).
Perancahan mengacu kepada bantuan yang diberikan teman sebaya atau orang dewasa yang lebih kompeten.
Artinya, sejumlah besar dukungan diberikan kepada anak selama tahap-tahap pembelajaran, yang kemudian bantuan itu semakin dikurangi untuk memberikan kesempatan kepada anak dalam mengambil tanggung jawab yang semakin besar, segera setelah dirinya mampu melakukannya sendiri.
Baca juga :
- Pengembangan Silabus Mata Pelajaran dalam Kurikulum 2013.
- Komponen dan Prinsip Penyusunan RPP dalam Kurikulum 2013.
- Penilaian Autentik dan Evaluasi Pembelajaran dalam Kurikulum 2013.
- Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifk dalam Kurikulum 2013.
Demikian ulasan mengenai pendekatan saintifik dalam Kurikulum 2013 dan relevansinya dengan teori belajar. Semoga bermanfaat.
0 Response to "Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013 dan Relevansinya dengan Teori Belajar"
Post a Comment