Contoh Tesis Lengkap PAI Peranan Keluarga terhadap Pembentukan Karakter Anak

Contoh Tesis Lengkap PAI Peranan Keluarga terhadap Pembentukan Karakter Anak.

Amongguru.com. Berikut ini admin bagikan contoh tesis lengkap PAI Peranan Keluarga Terhadap Pembentukan Karakter Anak untuk referensi Anda yang sedang menyusun tesis pendidikan, khususnya Pendidikan Agama Islam.

Judul :

PERANAN KELUARGA TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK SECARA SISTEMATIS DAN BERKELANJUTAN

(Studi Kasus Keluarga Fatayat NU Desa Klapagading Kecamatan Wangon Kabupaten Banyumas)

BAB I

PENDAHULUAN

 A.  Latar Belakang Masalah

Anak merupakan amanah bagi kedua orang tuanya. Kewajiban orang tua adalah mendidik dan membina dengan akhlak yang baik.

Abdullah Naih Ulwan berpendapat bahwa anak merupakan amanah yang harus dibina, dipelihara, dan dirawat secara seksama agar kelak berguna bagi agama, bangsa, dan negara. Anak secara khusus dapat menjadi pelipur lara, penenang hati orangtua, dan kebanggaan keluarga.[1]

Mendidik anak merupakan tanggung jawab yang berat. Rasullullah SAW telah menyebutkan dengan tepat tanggung jawab itu sebagai bagian dari sifat pemimpin. Seorang pemimpin harus berhati-hati terhadap yang dipimpinnya.

Orang tua memiliki tanggung jawab untuk terus memperhatikan perkembangan pendidikan anaknya, agar tidak tersesat pada akhlak yang tercela.

Seorang anak tidak bisa dibiarkan tumbuh dan berkembang begitu saja, tanpa ada yang merawat dan membimbing, karena anak dapat tumbuh liar tidak terkendali.

Sekalipun anak memiliki kesiapan yang besar untuk menjadi pribadi yang baik, fitrahnya bersih dan lurus, tetapi dia tidak akan tertuntun kepada prinsip-prinsip pendidikan yang utama, selagi pendidik tidak memiliki akhlak dan nilai-nilai kemuliaan yang luhur.

Semua pengharapan yang positif dari anak tidaklah dapat terpenuhi tanpa adanya bimbingan yang memadai, selaras, dan seimbang.

Ajaran Islam paling mengerti tentang hakekat manusia sebagai ciptaan Allah. Dalam hadist yang diriwatkan oleh Bukhari dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah SAW bersadba:

“Setiap bayi yang dilahirkan atas fitrah, maka orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.[3]

Hadist di atas mengisyaratkan bahwa pendidikan sangatlah penting untuk membentuk karakter anak.

Melalui pendidikan yang baik, akan didapatkan karakter mulia. Karakter inilah yang dijadikan sebagai pondasi kuat dalam mempersiapkan pribadi yang bertanggung jawab atas segala persoalan dan tugas hidupnya.

Adanya krisis multidimensi yang dialami bangsa Indonesia saat ini, membutuhkan pengembangan pendidikan karakter pada anak.

Penyimpangan moral seperti:  seks  bebas,  tawuran  pelajar,  penggunaan narkoba, minuman keras, perjudian, kasus korupsi, perampokan, terorisme, tindakan asusila, dan tindakan kriminalitas lainnya merupakan bentuk krisis multidimensi yang dialami bangsa Indonesia.

Degradasi moral yang terjadi pada generasi muda kita tentu sangat memprihatinkan, karena mereka akan menjadi pemimpin di masa mendatang.

Penyimpangan moral ini disinyalir karena dampak arus globalisasi yang begitu cepat dengan tidak diimbangi penanaman nilai karakter, sehingga bangsa menjadi kehilangan jati diri.

Keadaan ini diperparah dengan melemahnya penegakan disiplin dan peraturanyang menyebabkan batas-batas moral menjadi kabur.

Pendidikan tidak lagi sekedar pengetahuan dan kecerdasan intelektual semata, tetapi juga harus menjangkau dalam wilayah moral atau spiritual sesuai dengan ajaran agama.

Pendidikan karakter merupakan sebuah sistem yang digunakan untuk menamamkan nilai-nilai karakter kepada anak usia dimana nilai-nilai tersebut memiliki komponen pengetahuan, kesadaran individu, tekad, serta adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai baik terhadap Tuhan, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, maupun kepada bangsa

Pendidikan karakter merupakan usaha untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik (habituation) sehingga anak mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya.

Pendidikan  karakter  disebut  pendidikan  akhlak, sebagai pendidikan nilai moralitas manusia yang disadari dan dilakukan dalam tindakan  nyata,  proses  pembentukan  nilai  dan  sikap  yang  dilandasi pada pengetahuan  serta  nilai  moralitas  yang  bertujuan  menjadikan  manusia  yang utuh atau insan kamil.

Membentuk karakter, merupakan proses yang seharusnya berlangsung seumur hidup. Anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter apabila ia tumbuh pada lingkungan yang berkarakter pula dan pendidikan karakter ini harus dimulai sejak usia dini bahkan sejak anak masih dalam kandungan.

Sebagai sistem sosial terkecil, keluarga memiliki peranan yang besar dalam pembentukan karakter anak.

Keluarga menjalankan perananya sebagai suatu sistem sosial yang dapat membentuk karakter dan moral seorang anak dengan memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anaknya, sehingga akan mencetak anak yang sholeh.[4]

Perilaku anak merupakan implementasi dari moral yang dimilikinya, sehingga penanaman pendidikan moral sejak dini penting dilakukan oleh orang tua dalam sebuah kehidupan keluarga.

Perilaku baik dan buruknya moral anak tergantung pada kemampuan orang tua mendidiknya dalam keluarga.

Meskipun interaksi anak di luar lingkungan keluarga juga dapat mempengaruhi perilaku dan moralnya, tetapi dengan pondasi pendidikan karakter yang kuat dalam keluarga, hal tersebut tidak akan mempengaruhi.[5]

Perlakuan orang tua yang penuh dengan kasih sayang dan pendidikan nilai-nilai kehidupan kepada anak-anaknya, baik nilai agama maupun nilai sosial budaya, merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan warga masyarakat yang sehat dan produktif.[6]

Selanjutnya, pemahaman yang baik mengenai aspek-aspek pendidikan karakter dan pemilihan metode yang tepat harus dimiliki oleh orang tua untuk dapat mengantarkan pendidikan karakter anak secara sistematis dan berkelanjutan.

Apabila orang tua berkeinginan untuk membentuk pribadi muslim pada anak, maka hendaknya menerapkan metode pendidikan karakter dalam bingkai nilai-nilai keagamaan.

Metode ini juga dianggap langkah yang mampu dijadikan sebagai bentuk respon dalam menghadapi tantangan global, karena dalam historisnya pendidikan karakter tidak dapat dipisahkan dari agama.

Fatayat NU sebagai organisasi wanita muslim di bawah naungan Nahdatul Ulama sebagai induknya, memiliki peranan dan fungsi stratetegis untuk ikut membentuk karakter bangsa.

Anggota fatayat NU yang pada umumnya adalah ibu-ibu muda memiliki potensi membentuk keluarga berlandaskan nilai-nilai Islami, diawali dengan penanaman nilai-nilai karakter pada anak sejak dini.

Membentuk anak-anak yang sholeh merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh orang tua muslim.

Dalam pandangan agama Islam, anak memiliki posisi yang istimewa. Anak shaleh senantiasa menjadi perisai dan pelestari pahala bagi kedua orang tuanya.

Kesadaran mengenai pentingnya mendidik anak tersebut akan memotivasi setiap orang tua muslim, untuk selalu memperhatikan pembinaan terhadap anak-anak mereka, baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat.

Berpijak dari hal tersebut, maka peneliti merasa tertarik untuk mengkaji peranan keluarga Fatayat NU dalam membentuk karakter anak.

Peneliti memandang perlu melakukan penelitian ini, dengan alasan: Pertama peneliti berpendapat bahwa keluarga adalah pendidikan pertama dan utama bagi anak.

Pertama, karena keluarga merupakan lingkungan awal sebelum anak mengenal dunia luar. Utama karena keluarga menjadi lingkungan sosial dan emosional anak untuk mengembangkan potensi dan kepribadiannya.

Sehingga, kualitas karakter anak dipengaruhi oleh kontribusi pendidikan karakter yang diterapkan di lingkungan keluarga.

Kedua, peneliti beranggapan bahwa anak yang dibesarkan di lingkungan keluarga Islami, maka perkembangan karakternya cenderung baik, sehingga peneliti ingin mengetahui pembenaran asumsi tersebut.

Ketiga peneliti berpendapat bahwa masih banyak orang tua yang kurang memahami mengenai penerapan pendidikan karakter secara sistematis dan berkelanjutan.

Orang tua beranggapan apabila anak sudah memasuki usia sekolah, maka penerapan pendidikan karakter dalam keluarga terhenti, karena anak lebih banyak mendapatkan pendidikan karakter di sekolah dan masyarakat.

B.  Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang judul tesis sehingga tidak terjadi kesalahan penafsiran. Definisi operasional pada penelitian ini sebagai berikut.

1. Peranan

Pengertian peranan adalah  tindakan yang dilakukan oleh sesorang dalam suatu peristiwa. Seseorang atau lembaga dapat melakukan peran dengan baik apabila  mampu melaksanakan  hak-hak  dan  kewajiban-kewajibannya sesuai  dengan  kedudukannya.

Peranan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peranan orang tua yang merupakan suatu lembaga keluarga yang didalamnya berfungsi sebagai pembimbing  anak dalam hal pembentukan karakternya.

2. Keluarga

Keluarga didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang tinggal dalam satu rumah yang masih mempunyai hubungan kekerabatan/hubungan darah karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain sebagainya. Keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keluarga Fatayat NU desa Klapagading kecamatan Wangon kabupaten Banyumas.

3. Karakter

Karakter merupakan watak, perangai, sifat dasar yang khas; satu  sifat  atau  kualitas  yang  tetap  terus  menerus  dan  kekal  yang  dapat dijadikan ciri untuk mengidentifikasi seorang pribadi.

Di dalam penelitian ini, yang akan diamati adalah pembentukan karakter anak yang dilakukan keluarga anggota Fatayat NU desa Klapagading kecamatan Wangon kabupaten Banyumas.

D.  Sistematis dan Berkelanjutan

Pengertian sistematis dan berkelanjutan dalam penelitian ini dimaknai sebagai tahapan pembentukan karakter sesuai pertumbuhan dan perkembangan usia anak.

Sehingga pendidikan karakter yang diterapkan kepada anak dalam sebuah keluarga harus memperhatikan tingkat usianya dan kelanjutan dari nilai karakter yang diperoleh anak.

Dengan demikian akan terbentuk karakter anak yang utuh, tidak parsial, sesuai dengan corak pendidikan karakter yang diinginkan orangtua.

E.  Rumusan Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut.

  1. Bagaimanakah pemahaman orangtua tentang pendidikan karakter dalam keluargaFatayat NU desa Klapagading kecamatan Wangon kabupaten Banyumas?
  2. Bagaimanakah pola penerapan pendidikan karakter di dalam keluarga Fatayat NU desa Klapagading kecamatan Wangon kabupaten Banyumas?
  3. Bagaimanakah nilai karakter yang diperoleh anak dari pendidikan karakter di keluarga Fatayat NU desa Klapagading kecamatan Wangon kabupaten Banyumas?
  4. Apakah kendala dalam menerapkan pendidikan karakter di keluarga dan solusinyaFatayat NU desa Klapagading kecamatan Wangon kabupaten Banyumas?
F.  Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan keluargaFatayat NU desa Klapagading kecamatan Wangon kabupaten Banyumas dalam membentuk karakter anak secara sistematis dan berkelanjutan, ditinjau dari: (1) Pemahaman orang tua tentang pendidikan karakter dalam keluarga; (2) Pola penerapan pendidikan karakter di dalam keluarga; (3) Nilai karakter yang diperoleh anak dari pendidikan karakter di keluarga;dan (4) Kendala dalam menerapkan pendidikan karakter di keluarga dan bagaimana solusinya.

G.  Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya khasanah keilmuan terutama pengetahuan tentang peranan keluarga Islami dalam membentuk karakter anak.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan sumbangan pemikiran yang positif kepada orang tua mengenali pentingnya peranan keluarga dalam membentuk karakter anak secara sistematis dan berkelanjutan.

Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat bagi peneliti sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister Pendidikan Islam (M.PdI) Program Pascasarjana, Universitas Sains Alqur’an Wonosobo.

[1]Abdullah Naih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam Jilid I, Penerjemah: Jamaludin Miri, (Jakarta: Pustaka Amani, 2002), hal. 7.

[2]Al.Khafiz Abi Abdillah Muh Bin Zaid Sunan Maha, (Beirut: Dar Al-Fikr, tth), hal. 391.

[3]Adnan Hasan Shahih Baharits, Mendidik Anak Laki-laki, (Jakarta: Gema Insani, 2007),hal. 66.

[4]Yahya bin Said Ali Syalwan, Wahai Ayah dan Ibu Didiklah Anakmu, (Yogyakarta: Menara Kudus, 2003), hal. 23.

[5]Muhamad Azmi, Pembinaan Akhlak Usia Pra Sekolah, (Yogyakarta: Cupid, 2006), hal. 56

[6]Fachrudin,Peranan Pendidikan Agama dalam Keluarga Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak,(tk: tp, 2012), hal. 5.

Contoh Tesis Lengkap PAI Peranan Keluarga terhadap Pembentukan Karakter Anak versi doc. dapat Anda unduh di sini.

Baca juga : Contoh Tesis Pendidikan Tentang Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah.

Demikian Contoh Tesis Lengkap PAI Peranan Keluarga terhadap Pembentukan Karakter Anak. Semoga bermanfaat.

0 Response to "Contoh Tesis Lengkap PAI Peranan Keluarga terhadap Pembentukan Karakter Anak"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel