Materi IPA Kelas 9 SMP Kurikulum 2013 Reproduksi Seksual Pada Hewan

Materi IPA Kelas 9 SMP Kurikulum 2013 Reproduksi Seksual Pada Hewan

Amongguru.com. Berikut ini adalah ulasan mengenai materi IPA Kelas 9 SMP Kurikulum 2013 Reproduksi Seksual Pada Hewan.

Materi pokok Sistem Reproduksi Tumbuhan dan Hewan terbagi ke dalam beberapa submateri berikut.

1. Reproduksi pada Tumbuhan
  • Reproduksi Tumbuhan Angiospermae
  • Reproduksi Tumbuhan Gymnospermae
  • Reproduksi Tumbuhan Paku
  • Reproduksi Tumbuhan Lumut
  • Teknologi Reproduksi pada Tumbuhan
2. Reproduksi Pada Hewan
  • Reproduksi Aseksual Pada Hewan
  • Reproduksi Seksual Pada Hewan
  • Siklus Hidup Hewan
  • Teknologi Reproduksi pada Hewan
3. Kelangsungan Hidup Hewan dan Tumbuhan
  • Adaptasi
  • Seleksi Alam
Berikut ini uraian materi Sistem Reproduksi Tumbuhan dan Hewan pada submateri Reproduksi Seksual Pada Hewan.

Reproduksi Seksual Pada Hewan

Sebagian besar hewan bereproduksi secara seksual. Reproduksi seksual terjadi melalui proses perkawinan antara hewan jantan dan hewan betina.

Melalui proses ini akan terjadi proses fertilisasi, yaitu proses peleburan inti sel sperma dan inti sel telur. Proses fertilisasi ini akan menghasilkan zigot.

Selanjutnya, zigot akan berkembang menjadi em brio (calon anak) dan pada tahap selanjutnya embrio akan berkembang menjadi individu baru.

Baca juga : Materi IPA Kelas 9 SMP Kurikulum 2013 Reproduksi Aseksual Pada Hewan.

Proses fertilisasi dapat terjadi melalui dua cara, yaitu fertilisasi internal dan fertilisasi eksternal?

Fertilisasi internal terjadi apabila proses peleburan antara inti sel telur dan inti sel sperma terjadi di dalam tubuh hewan betina.

Contoh hewan yang melakukan fertilisasi secara internal antara lain: sapi, ayam, kura-kura, dan buaya.

Fertilisasi eksternal terjadi apabila proses peleburan antara sel telur dan sel sperma terjadi di luar tubuh hewan betina.

Fertilisasi dengan cara ini biasanya terjadi pada hewan yang hidupnya di lingkungan perairan, misalnya ikan.

Reproduksi seksual pada hewan akan menghasilkan telur, anak, serta ada pula hewan yang bertelur dan beranak.

Berdasarkan cara perkembangan dan kelahiran embrionya hewan yang bereproduksi secara seksual dibagi menjadi tiga jenis, sebagai berikut.

1. Hewan Vivipar

Kucing, kelinci, kerbau, gajah, badak, sapi, kerbau, anoa, babi, banteng, dan kambing adalah beberapa hewan yang tergolong hewan vivipar. Hewan vivipar disebut juga hewan beranak.

Hewan ini memiliki embrio yang berkembang di dalam rahim induk betinanya dan akan dilahirkan pada saat umurnya sudah mencukupi.

terbagi ke dalam beberapa submateri berikut Materi IPA Kelas 9 SMP Kurikulum 2013 Reproduksi Seksual Pada Hewan
Hewan Vivipar

Embrio akan memperoleh nutrisi melalui perantara plasenta. Hewan yang baru dilahirkan memerlukan nutrisi.

Sayangnya karena pencernaan bayi hewan belum kuat maka diperlukan makanan yang mudah dicerna. Pada hewan mamalia, induk hewan tidak perlu mencari makanan tambahan untuk anaknya.

Tuhan Yang Maha Kuasa melengkapi tubuh mamalia dengan kelenjar mammae yang dapat menghasilkan susu.

Susu mengandung laktosa yang dapat dicerna oleh perut bayi hewan dengan mudah untuk menghasilkan nutrisi dan energi yang diperlukan.

2. Hewan Ovipar

Contoh dari hewan ovipar antara lain cicak, katak, ikan, ayam, burung, itik, dan lain sebagainya. Hewan ovipar disebut juga dengan hewan bertelur.

Hewan ini embrionya berkembang di dalam telur. Telur hewan ini akan dikeluarkan dari dalam tubuh induk betina dan akan dilindungi oleh cangkang.

terbagi ke dalam beberapa submateri berikut Materi IPA Kelas 9 SMP Kurikulum 2013 Reproduksi Seksual Pada Hewan
Hewan Ovipar

Hewan tertentu, misalnya penyu, ikan, dan katak, menghasilkan puluhan hingga ratusan telur setiap kali bertelur.

Akan banyak dihasilkan individu baru jika telur yang dihasilkan dibuahi atau pun berhasil bertahan hidup.

Tidak semua telur yang dihasilkan oleh ikan dan katak yang telah mengalami pembuahan dapat menetas menjadi individu baru.

Tidak semua telur penyu yang menetas dapat bertahan hidup sampai dewasa, karena adanya predator, ombak, dan arus laut yang harus dihadapi oleh penyu yang baru saja menetas.

Meskipun dapat dihasilkan puluhan bahkan ratusan individu baru dalam sekali reproduksi, kita juga tetap harus menjaga kelestarian ikan, katak, dan terutama penyu agar tetap lestari.

Telur adalah embrio yang dapat menetas jika dierami atau mendapat perlakuan yang seolah-olah dierami. Telur yang kita jumpai sehari-hari terdiri atas kuning telur (yolk), membran vitelin, putih telur (albumen), kalaza, embrio, ruang udara, cangkang telur, dan membran cangkang telur.
Pada telur ayam kampung maupun telur bebek, telah terdapat embrio yang berada pada tahap awal perkembangan. Embrio di jaga agar tetap berada di bagian atas kuning telur oleh ‘tali’ yang beada di bagian samping kuning telur yaitu kalaza.
Kalaza juga berfungsi menjaga agar kuning telur tetap berada di tempatnya. Kuning telur mengandung protein, lemak, ion fosfor, zat besi, pigmen karoten, dan air. Kuning telur merupakan cadangan makanan bagi embrio yang sedang tumbuh.
Putih telur tersusun atas protein albumin, air, beberapa ion, dan beberapa mineral. Putih telur juga berfungsi sebagai pelindung embrio dari goncangan. Ruang udara menyediakan keperluan oksigen untuk embrio.
terbagi ke dalam beberapa submateri berikut Materi IPA Kelas 9 SMP Kurikulum 2013 Reproduksi Seksual Pada Hewan
Bagian paling luar dari telur adalah cangkang yang merupakan pelindung telur dari kerusakan baik dari goncangan maupun perlindungan dari kuman penyakit. Pada cangkang telur terdapat pori yang memungkinkan pertukaran gas-gas pernapasan.
Telur dapat menetas jika dierami. Ayam, itik, dan burung mengerami telur di bagian bawah tubuhnya di atas sarang. Penyu memiliki cara unik untuk mengerami telurnya, yaitu dengan meletakkan telurnya di dalam tanah daerah pantai.
Embrio pada telur dapat berkembang dengan baik jika berada pada suhu dan kelembaban tertentu. Jika suhu kurang atau lebih rendah dari yang diperlukan oleh telur, maka embrio akan berhenti berkembang.
Sebaliknya, jika suhu untuk pengeraman terlalu tinggi dapat mengakibatkan kematian embrio atau ketidaknormalan perkembangan embrio. Tiap telur memerlukan suhu yang berbeda untuk dapat berkembang dan menetas menjadi individu baru. Embrio telur ayam dapat berkembang dengan baik pada suhu 38,33-40,55ºC, itik 37,78-39,45 ºC, puyuh 39,5 ºC, dan walet 32,22-35 ºC.

c. Ovovivipar

Hewan ovovivipar disebut juga hewan bertelur dan beranak. Embrio hewan yang tergolong ovovivipar sebenarnya berkembang di dalam telur, tetapi embrio tidak dikeluarkan dalam bentuk telur seperti pada hewan ovipar.

Baca juga : Materi IPA Kelas 9 SMP K13 Sistem Reproduksi Tumbuhan dan Hewan.

Telur tetap berada di dalam tubuh induk betina. Setelah umur embrio cukup untuk dilahirkan, telur akan menetas di dalam tubuh induk dan kemudian anaknya dilahirkan.  Contoh dari hewan ovovivipar antara lain kadal dan sebagian jenis ular.

terbagi ke dalam beberapa submateri berikut Materi IPA Kelas 9 SMP Kurikulum 2013 Reproduksi Seksual Pada Hewan
Hewan Ovovivipar
Cacing merupakan hewan hermaprodit artinya dalam satu tubuh cacing terdapat dua alat kelamin yaitu jantan dan betina.
Meskipun memiliki dua alat kelamin sekaligus, cacing tidak dapat melakukan reproduksi secara seksual dengan dirinya sendiri. Pada reproduksi seksualnya cacing tetap memerlukan cacing yang lain.
Baca juga : Materi IPA Kelas 9 SMP Kurikulum 2013 Siklus Hidup Hewan.

Demikian ulasan materi IPA Kelas 9 SMP Kurikulum 2013 Reproduksi Seksual Pada Hewan. Semoga bermanfaat.

0 Response to "Materi IPA Kelas 9 SMP Kurikulum 2013 Reproduksi Seksual Pada Hewan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel