Biodata Siswa Di Kip Banyak Yang Berbeda Dengan Data Di Aplikasi Dapodik Sekolah, Ini Himbauan Mendikbud:

Biodata Siswa di KIP Banyak yang Berbeda dengan Data di Aplikasi Dapodik Sekolah_Para Operator Sekolah menemukan permasalahan biodata siswa di KIP  belum sama dengan data peserta KIP di aplikasi dapodik sekolah. Hal ini menyebabkan masalah serius alasannya yaitu dikawatirkan siswa yang datanya berbeda tersebut tertunda dalam mendapatkan dana proteksi kegiatan indonesia pintar. Namun untuk masalah ini harusnya sudah tidak perlu jadi permasalahan alasannya yaitu sanggup diatasi dengan surat keterangan berbeda data dari pemerintahan desa/kelurahan. Yang sudah ya sudah, tapi yang belum ya sebaiknya data KIP diperbaiki oleh pemerintah, biar biodata siswa sama dengan di dapodik. Di mana OPS selalu mengisikan data siswa ke dapodik dengan dasar sesuai data di sertifikat kelahiran. Makara tolok ukur yang akurat, baik nama/tempat lahir/tanggal lahir siswa yaitu sertifikat kelahiran. Terkait dengan ditemukannya data siswa di KIP berbeda dengan Dapodik, maka Mendikbud Meminta BPS dan TNP2K Melakukan Pemutakhiran Data Penerima KIP, simak gosip di bawah ini.

Data Siswa di KIP Berbeda dengan Dapodik Sekolah via http://www.murianews.com/ 

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menemukan banyak masalah akurasi data peserta KIP. Hal itu diungkapkan dalam pertemuan Kemdikbud dengan dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) terkait dengan banyaknya temuan masalah data peserta KIP di lapangan.

Mendikbud Anies Baswedan menyatakan bahwa Program Indonesia Pintar (PIP) merupakan kegiatan prioritas Presiden Joko Widodo dan penting untuk memastikan kegiatan ini efektif dari hulu sampai ke para peserta Kartu Indonesia Pintar (KIP).

“Sesuai instruksi Bapak Presiden, Kemdikbud memakai data dari BPS yang telah diolah oleh TNP2K untuk memilih peserta KIP dan distribusi KIP.
Sehingga kita perlu berkoordinasi dengan BPS dan TNP2K untuk memastikan data dan peserta KIP sesuai,” kata Mendikbud usai pertemuan dengan BPS dan TNP2K, di Kantor Kemdikbud, Jakarta Jumat (1/7/2016).

Mendikbud mengundang BPS dan TNP2K untuk membicarakan temuan-temuan Kemdikbud di lapangan dan mengkoordinasikan lebih intensif guna memadankan data dan meningkatkan akurasinya. “Kemdikbud meminta BPS untuk melaksanakan pemutakhiran data, dan memang ditemukan banyak masalah akurasi  data peserta KIP di lapangan,” kata Mendikbud Anies Baswedan.

Terkait Program Indonesia Pintar (PIP) data Dapodik (Data Pokok Pendidikan) sanggup dipakai sebagai acuan dalam proses pengumpulan data di BPS. Dari data peserta KIP yang bersumber dari BPS dan telah diolah oleh TNP2K sebanyak 17,9 juta anak usia sekolah dari keluarga miskin berhak mendapatkan KIP, yang disalurkan oleh Kemdikbud. Dari jumlah itu diperuntukkan bagi 13.7 (76,6%) juta anak yang bersekolah dan 4,2 (23,4%) juta anak yg tidak bersekolah.

Setelah pembagian Kartu KIP banyak ditemukan masalah akurasi data di lapangan. Maka dilakukan pemadanan dengan Data Dapodik. Sebanyak 5 juta anak bersesuaian dengan data Dapodik, sedangkan 12.9 belum bersesuaian dengan data Dapodik (Data Pokok Pendidikan). Meski begitu tidak sanggup disimpulkan bahwa 12,9 juga anak tersebut berada di luar sekolah. Masih perlu pemadanan data KIP : antara data BPS yang telah diolah oleh TNP2K, yang mengidentifikasi anak usia sekolah (6-21 tahun) dari keluarga miskin dengan Dapodik yang memuat data 44,5 juta siswa yang terdaftar di sekolah.

Beberapa temuan di lapangan antara lain, dari data KIP masih banyak ditemukan nama tunggal. Misalnya Asep, Bambang, Budi yang belum sesuai dengan data di Dapodik yang mempunyai akurasi lebih baik antara lain alasannya yaitu menurut sertifikat kelahiran.

Upaya yang terus dilakukan antara lain memilah data lebih lanjut dengan memadankan data per nama, alamat dan sekolah peserta KIP. Kedua, memasukkan kembali ke Data Dapodik bagi peserta KIP yang (baru) masuk sekolah, dan yang kembali masuk sekolah, bagi yang sebelumnya tidak aktif sekolah. “Para peserta KIP itu segera diberi solusi untuk sanggup mencairkan dana KIP untuk keperluan sekolah mereka di tahun pemikiran gres ini,” ujar Mendikbud.

Mendikbud juga meminta BPS secara tolong-menolong melaksanakan pemadanan data peserta KIP ini biar akurasi data peserta KIP lebih baik lagi. “Tidak boleh lagi jalan sendiri-sendiri, jadi koordinasi harus terus-menerus dilakukan,” kata Mendikbud menambahkan.
Jakarta, 1 Juli 2016
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber: http://www.kemdikbud.go.id/ 

Demikian himbauan Mendikbud terkait Pemutakhiran Data Siswa di KIP. Semoga untuk penerbitan KIP di periode berikutnya sanggup benar semua datanya.

Share this post