Pesan Terakhir Anies Kepada Penerima Rembuknas: Kembalikan Tradisi Jujur Di Sekolah

Meskipun UN sudah tidak lagi menjadi instrumen penentu kelulusan dari satuan pendidikan, namun praktik kecurangan dalam UN belum juga menghilang. Pak Anies sangat menyayangkan realitas yang terjadi dan bertanya dalam hati, gotong royong apa yang salah dengan pelaksaan UN sehingga praktik ketidakjujuran masih kental terjadi dalam UN yang mana bukan lagi menjadi penentu kelulusan. 
Rendahnya integritas ini kalau pemerintah tidak mengintervensi, maka akan terlibat dosa besar dalam memilih wajah masa depan bangsa ini ke depannya. 

Lebih lanjut Anies meminta kepada akseptor Rembuk Nasional untuk memberikan pesan kepada pemangku kepentingan pendidikan di wilayah masing-masing. Pesan yang perlu disampaikan adalah: "Hentikan praktik contek menyontek dalam UN” Untuk meningkatkan Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN) tidak perlu kerja keras, cukup satu perintah, jangan menyontek, jangan bagikan kunci balasan yang tidak jelas".

Sebagai bentuk apresiasi bagi satuan pendidikan yang mencapai indeks integritas tinggi, Kementerian akan menunjukkan piagam penghargaan kepada 11.700 sekolah di kwadran satu dan dua. Piagam penghargaan untuk dipasang di sekolah, untuk menumbuhkan rasa besar hati kepada siswa. Sekolah yang tidak mendapatkan piagam, berarti ada masalah. Penyerahan piagam dilakukan melalui upacara penyerahan piagam dari Bupati kepada kepala sekolah.

“Mari kita kembalikan tradisi jujur di sekolah. Karena sekolah kita mempunyai tradisi jujur”, pesan terakhir Anies dalam sambutan program penutupan Rembuknas (23/2/2016).

0 Response to "Pesan Terakhir Anies Kepada Penerima Rembuknas: Kembalikan Tradisi Jujur Di Sekolah"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel