Penguatan Konsep Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Dalam Pembelajaran

Penguatan Konsep Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Dalam Pembelajaran

Amongguru.com. Istilah literasi dalam bahasa latin, disebut sebagai literatus yang artinya orang yang belajar.

Gerakan Literasi Sekolah merupakan program yang dicanangkan pemerintah untuk membudayakan budaya dan menulis.

Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 dengan tujuan memperkuat budi pekerti peserta didik.

Literasi tidak hanya sekedar membaca dan menulis, akan tetapi mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori.

Komponen Literasi Informasi

Pada abad ke 21 ini, keterampilan tersebut dinamakan dengan literasi informasi. Terdapat lima komponen dalam literasi informasi, sebagai berikut.

  1. Literasi Dasar (Basic Literacy), yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung.
  2. Literasi Perpustakaan (Library Literacy), yaitu kemampuan lanjutan untuk dapat mengotimalkan keberadaan perpustakaan.
  3. Literasi Media (Media Literacy), yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik, dan media digital.
  4. Literasi Teknologi (Technology Litearcy), yaitu kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi, seperti piranti keras (hardware) dan piranti lunak (software), serta etika pemanfaatan teknologi.
  5. Literasi Visual (Visual Literacy), yaitu pemahaman tingkat lanjut, antara literasi media dan literasi teknologi yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan belajar dengan memanfaatkan media materi visual dan audio visual.

Tujuan Gerakan Literasi Sekolah

Penguatan Konsep Gerakan Literasi Sekolah  Penguatan Konsep Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Dalam Pembelajaran

Tujuan umum dari Gerakan Literasi Sekolah adalah untuk menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah agar menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Sedangkan tujuan khusus Gerakan Literasi Sekolah antara lain sebagai berikut.

  1. Menumbuhkan budi pekerti.
  2. Membangun ekosistem literasi sekolah.
  3. Menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran (learning organization)
  4. Mempraktikkan kegiatan pengelolaan pengetahuan (knowledge management)
  5. Menjaga keberlanjutan budaya literasi

Prinsip-prinsip Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah

Penguatan Konsep Gerakan Literasi Sekolah  Penguatan Konsep Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Dalam Pembelajaran

Prinsip-prinsip dalam pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah adalah sebagai berikut.

  1. Perkembangan literasi berjalan sesuai dengan tahap perkembangan yang bisa diprediksi.
  2. Program literasi yang baik bersifat berimbang.
  3. Program literasi berlangsung di semua area kurikulum.
  4. Tidak ada istilah terlalu banyak untuk membaca dan menulis yang bermakna.
  5. Diskusi dan strategi bahasa lisan sangat penting.
  6. Keberagaman perlu dirayakan di kelas.

Strategi Membangun Budaya Literasi di Sekolah

Sekolah memiliki peran penting dalam menanamkan budaya literal pada peserta didik. Untuk itu, setiap sekolah tanpa terkecuali harus memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan literasi.

Pada sekolah yang budaya literasinya tinggi, peserta didik akan cenderung berhasil dalam pembelajaran.

Berikut ini beberapa strategi untuk menciptakan budaya literasi  di sekolah.

  1. Mengkondisikan lingkungan fisik yang ramah literasi.
  2. Mengupayakan lingkungan sosial yang afektif sebagai model komunikasi dan interaksi yang literat.
  3. Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat.

Tahapan Gerakan Literasi Sekolah

Penguatan Konsep Gerakan Literasi Sekolah  Penguatan Konsep Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Dalam Pembelajaran

Program Gerakan Literasi Sekolah dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan kesiapan sekolah di seluruh Indonesia.

Kesiapan ini mencakup kapasitas sekolah (ketersediaan fasilitas, bahan bacaan, sarana, prasarana literasi), kesiapan warga sekolah, dan kesiapan sistem pendukung lainnya (partisipasi publik, dukungan kelembagaan, dan perangkat kebijakan yang relevan).

Untuk memastikan keberlangsungan Gerakan Literasi Sekolah dalam jangka panjang, maka dapat dilakukan 3 (tiga) tahap berikut.

  1. Pembiasaan; menumbuhkan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca (Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015).
  2. Pengembangan; meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan.
  3. Pembelajaran; meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran dan menggunakan buku pengayaan  serta strategi membaca pada semua mata pelajaran.

Demikian ulasan mengenai Penguatan Konsep Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Dalam Pembelajaran. Terima kasih sudah berkunjung dan semoga bermanfaat.

0 Response to "Penguatan Konsep Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Dalam Pembelajaran"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel