Fakta tentang Ring of Fire dan Dampaknya Bagi Negara Indonesia
Fakta tentang Ring of Fire dan Dampaknya Bagi Negara Indonesia.
Amongguru.com. The Pasific Ring of Fire (cincin api Pasifik) merupakan daerah atau zona yang sering mengalami aktivitas seismik, berupa gempa bumi dan letusan gunung berapi yang terjadi di sepanjang cekungan Samudra Pasifik.
Daerah ring of fire berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 km, membentang dari Chile di Belahan Bumi Barat (Western Hemisphere) lalu ke Jepang dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Daerah cincin api ini juga sering disebut sebagai sabuk gempa Pasifik.
Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menyebut, Pacific Ring of Fire atau yang secara teknis disebut sebagai sabuk Circum-Pacific adalah sabuk gempa terhebat di dunia.
Sekitar 90 persen dari semua gempa bumi yang terjadi di dunia 80 persen dari gempa bumi terbesar di dunia, terjadi di sepanjang Ring of Fire ini.
Sedangkan, sekitar 17 persen dari gempa bumi terbesar di dunia, 5 sampai denngan 6 persen dari seluruh gempa terjadi di sepanjang sabuk Alpide, yang membentang dari Jawa ke Sumatra, Himalaya, Mediterania hingga ke Atlantika
Teori Lempeng Tektonik dan Terbentuknya Ring of Fire
Teori “lempeng tekonik” diperkenalkan pada tahun 1960. Teori ini menjelaskan tentang lokasi gunung berapi dan gejala-gejala geologinya.
Sesuai teori tersebut, maka permukaan bumi terbentuk dari rangkaian-rangkaian lempeng tektonik dengan tebal sekitar 80 km.
Lempeng-lempeng tersebut akan terus bergerak dengan kecepatan 1 – 10 cm per tahun atau setara dengan pertumbuhan kuku manusia.
Sedangkan di bawah laut juga akan terus terjadi pembentukan kerak bumi karena lava yang keluar dari gunung berapi bawah laut yang bertemu dengan air laut sehingga mengeras.
Untuk memberikan ruang kerak bumi yang terbentuk pada dasar laut tersebut, maka semua lempeng bumi aan bergerak.
Pada saat lempeng bumi bergerak inilah terjadi aktivitas geologis di tepian lempeng tersebut. Ring of fire terbentuk akibat adanya pergesekan dari lempeng-lempeng tektonik.
Dampak Ring of Fire Bagi Negara Indonesia
Karena terletak dalam zona ring of fire, maka Indonesia memiliki jumlah gunung berapi terbanyak di dunia.
Indonesia memiliki 130 gunung berapi (10% dari jumlah keseluruhan gunung berapi dunia) dan 17 di antaranya masih merupakan gunung yang aktif. Gunung berapi di Indonesia terbentuk dalam zona subduksi lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia.
Lebih tepatnya, Indonesia terletak diantara Cincin Api dan Sabuk Alpide yang membentang dari Nusa Tenggara, Bali, Jawa, Sumatra, terus ke Himalaya, Mediterania dan berujung di Samudra Atlantik.
Indonesia secara histografi merupakan wilayah yang sering terjadi gempa bumi dan tsunami. Setelah meletusnya Gunung Krakatau yang menimbulkan tsunami besar pada tahun 1883, telah terjadi setidaknya 17 bencana tsunami besar di Indonesia selama kurun waktu antara tahun 1900 sampai 1996.
Bencana gempa dan tsunami besar yang terakhir terjadi adalah pada Desember 2004 di Aceh dan sebagian Sumatera Utara.
Bencana dahsyat tersebut telah menelan korban jiwa lebih dari 200.000 orang dan kerugian harta benda yang tidak terhitung banyaknya.
Beberapa daerah di Indonesia merupakan titik rawan bencana gempa bumi, tsunami, banjir, dan letusan gunung berapi.
Wilayah Indonesia telah dikepung oleh tiga lempeng sekaligus, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik.
Sewaktu-waktu ketiga lempeng ini akan bergeser dan patah sehingga menimbulkan gempa bumi.
Baca juga :
- Proses Terjadinya Letusan Gunung Berapi dan Upaya Mitigasi Bencana
- Faktor-faktor Penyebab Tanah Longsor dan Cara Penanggulangannya
- Proses Terjadinya Gempa Bumi dan Upaya Mitigasi Bencana
Catatan dari Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral menunjukan bahwa terdapat 28 wilayah di Indonesia yang dinyatakan rawan gempa dan tsunami, antara lain wilayah NAD, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jateng dan DIY bagian Selatan, Jatim bagian Selatan, Bali, NTB dan NTT. Kemudian Sulut, Sulteng, Sulsel, Maluku Utara, Maluku Selatan, Biak, Yapen dan Fak-Fak (Papua), dan Balikpapan (Kalimantan Timur).
Sekitar 12 lokasi di Indonesia termasuk dalam kawasan Cincin Api Pasifik, dengan rincian lokasi sebagai berikut.
- Gunung Tambora (Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat)
- Toba-Sibayak-Sinabung-Tarutung (Gunung api dan sesar tektonik di Sumatera Utara)
- Gunung Krakatau (Gunung api bawah laut di Selat Sunda)
- Gunung Agung-Batur-Rinjani (Bali, Lombok)
- Gunung Semeru-Penanggungan-Bromo-Ijen-Kelud (Jawa Timur)
- Gunung Merapi-Merbabu-Lawu-Sindoro-Sumbing-Dieng (Jawa Tengah)
- Gunung Tangkuban Perahu-Salak-Papandayan-Galunggung (Jawa Barat)
- Gunung Kerinci-Dempo-Sorik Merapi (Sumatera)
- Gunung Rokatenda-Egon-Lewo-Tobi-Ende-Larantuka (Nusa Tenggara Timur)
- Sangihe-Ambon-Ibu-Saputan (Kepulauan Ambon)
- Liwang-Padang-Aceh-Palu (Sesar Darat)
- Mentawai-Nias-Simeulue (Pulau di batas benua)
Selain dikepung tiga lempeng tektonik dunia, Indonesia juga sebagai jalur The Pasicif Ring of Fire (Cincin Api Pasifik), sebagai jalur rangkaian gunung api aktif di dunia.
Cincin api Pasifik membentang diantara subduksi maupun pemisahan lempeng Pasifik dengan lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, lempeng Amerika Utara dan lempeng Nazca yang bertabrakan dengan lempeng Amerika
Zone kegempaan dan gunung api aktif di Circum Pasifik sangat terkenal, karena setiap gempa atau tsunami dahsyat di kawasan itu, pasti akan menelan korban jiwa dalam jumlah yang besar.
Demikian ulasan fakta tentang Ring of Fire dan dampaknya bagi negara Indonesia. Semoga bermanfaat.
0 Response to "Fakta tentang Ring of Fire dan Dampaknya Bagi Negara Indonesia"
Post a Comment